"Ren, entar makan siang di mana?"
Rena melirik kalender di sudut meja. Sudah tanggal tua. Dia harus mengucapkan selamat tinggal dulu pada kafe kekinian dan Instagramable di dekat kantor.
"Kantin bawah saja," jawab Rena sembari menyeringai.
"Duit habis? Aku pinjamin, deh."
Rena menggeleng. Dia pantang berutang. Lebih baik sedikit kelaparan daripada harus menanggung pinjaman.
"Kalian ke tempat biasa saja. Aku ke kantin sendirian tak apa-apa." Rena tersenyum.
"Yah, padahal nggak ada kamu tuh, nggak asyik," keluh rekan sekantornya.
Rena tertawa. Dia tidak tahu apakah ucapan itu murni keluar dari hati atau hanya basa-basi. Maklum saja. Tempat kerjanya memang dipenuhi banyak kaum hipokrit.
Akhirnya empat orang itu meninggalkan Rena sendirian. Dia tidak masalah. Selama ini Rena tidak peduli apakah harus makan sendirian atau bersama-sama.
"Lumayanlah bisa ngirit seratus ribu." Rena bersenandung riang seraya mengempit dompet mungilnya.