Yoona tersentak dengan kedatangan suaminya. Dia tak menyangka apa yang Fabio ucapkan semalam adalah hal yang benar-benar dia lakukan sekarang. Fabio terlihat seperti biasanya, sebelum dia hilang ingatan. Dia berjalan dengan sangat gagah dengan setelan jas yang sangat rapi.
"Pasti ibu yang merapikan dasinya," batin Yoona.
Dia hafal benar jika pria itu tak bisa menalikan dasinya dengan benar. Sekali pun bisa tak pernah rapi.
"Kau sudah siap bekerja?" tanya Yoona.
"Siap tak siap aku harus segera membangun ingatanku. Aku tak bisa berpangku tangan dan membiarkan istriku yang sedang hamil bekerja tak kenal waktu di perusahaan ini," jelas Fabio.
Matanya sedikit memicing karena ingin membuat istrinya itu percaya. Fabio ingin membangun kembali dirinya sebagai pimpinan perusahaan yang disegani.
"Aish, kau memang yang terbaik, Sayang." Yoona terpaksa memuji suaminya.