ดาวน์โหลดแอป
62.31% Awakening - Sixth Sense / Chapter 43: Terkejut

บท 43: Terkejut

"Lah, emangnya lo gak tau alamat rumah dia Ram?" tanya Putra dengan heran

"Hehe, gw lupa put. Soalnya gw hanya pernah sekali doang kesana." jawabku dengan canggung

"Yaudah Ram, tapi bukannya kost-an lo jauh dari sini ya?" tanya Putra

"Iya lumayan jauh put, tapi mau gimana lagi, gak mungkin gw bawa ke rumah bokap gw kan." jawabku sambil menggaruk-garuk kepala.

Putra langsung menyalakan mesin mobilnya lalu berangkat menuju alamat kost-anku. Selama di perjalanan, kami hanya berbincang-bincang santai.

"Sorry ngerepotin ya put, gw gak nyangka kejadiannya bakal begini." tambahku

"Gapapa Ram, namanya juga lagi apes, ga kenal waktu dan tempat haha." jawabnya dengan santai

"Omong-omong tadi sama clientnya jadinya gimana Put?" tanyaku

"Sebenarnya udah cocok dan deal tadinya, tinggal ngecek sama masang ke lokasi aja." jawabnya

"Masang apaan tuh maksudnya?" tanyaku penasaran

"Masang penglarisnya, bisa dibilang sepaketlah pusaka sama isiannya." jawabnya

"Kalo gitu kenapa harus ngecek ke lokasinya dia Put? Bukannya lebih gampang kasih pusakanya ke dia langsung?." tanyaku dengan bingung

"Soalnya pusakanya mau gw pajang dilokasi bisnisnya, makanya mau pastiin dulu desainnya supaya pusakanya nyatu dan keliatan sebagai bentuk seni aja. Terus supaya gak mencurigakan sama orang-orang yang ngeliat." jawabnya dengan jelas

"Wih, gw kirain pusakanya buat disimpen doang." ucapku

"Kayak gitu bisa juga sih, tapi kadang kurang efektif gara-gara kurang diperhatikan sama dirawat pemiliknya. Makanya gw sengaja taruh di lokasinya langsung supaya perhatian dan mindsetnya bisa fokus kesana." jawabnya

"Berarti termasuk sugesti juga dong jatuhnya?" tanyaku

"Yang namanya dunia supranatural, syarat yang pertama itu harus yakin dan percaya. Kalo masih ragu-ragu mah jelas hasilnya gak bakal maksimal." jawabnya

"Bener juga sih, pikiran dan mindset paling ngaruh, soalnya efeknya bakal jadi kebiasaan." tambahku

"Yoi, makanya jadi paranormal harus cerdik supaya bisa hidup Ram hahaha." ucap Putra sambil tertawa

Aku hanya tersenyum mendengar ucapan darinya. Sebab aku merasa kata cerdik sangat cocok dengan sifat dan kepribadiannya, terbukti dari gaya berpikirnya yang kreatif.

"Cewek itu serius bukan pacar lo Ram? Hehe." tanya Putra dengan cengiran di wajahnya.

"Bukan put, cuma temen doang kok. Gw ga nyangka aja dia ada di tempat tadi, belum lagi sama dua cowok gajelas gitu." jawabku lalu menghela nafas

"Hmmm, gw udah bisa bayangin ujungnya gimana kalo ga ada lo disana." ucapnya sambil menggelengkan kepalanya.

"Makanya gw emosi banget, rasanya gw pengen kasih pelajaran sama dua b*jingan itu. Seenak jidatnya aja dia mau ngerusak hidup orang lain." ucapku dengan kesal.

"Ntar deh kita jadiin samsak, sekalian buat bahan lo latihan nanti." balas Putra sambil tersenyum

Selagi kami sibuk berbincang-bincang, beberapa kali kuperhatikan, Melissa masih belum juga terbangun dari tidurnya. Sepertinya obat tidur yang dimasukkan ke minumannya memiliki dosis yang tinggi.

Setelah memakan waktu yang cukup lama, akhirnya kami sampai didepan bangunan kost-anku. Aku langsung pamit keluar dan membuka pintu kost-an, lalu mengambil kunci pintu kost yang kuselipkan di sela-sela ventilasi kamarku. Setelahnya aku langsung membuka kamarku dan membiarkannya dalam kondisi terbuka.

Bisa dibilang kost-an yang kutempati cukup bebas, sebab selama aku tinggal disana, pintu kost-an kami tidak pernah dikunci dari dalam.

Pemilik kost kami tidak terlalu memperhatikan keadaan kost, sebab dia jarang datang dan sudah mempercayakan ke bibik yang rumahnya bersebelahan dengan kost. Biasanya bibik tersebut datang untuk membersihkan kost kami setiap paginya.

Setelah membuka pintu, aku langsung bergegas kembali ke mobil untuk mengangkat Melissa ke kamar.

"Makasih banyak ya Put, sorry udah ngerepotin." ucapku dengan sungkan

"Sorry-sorry mulu nih, lo kira super junior apa? Hahaha. Santai aja Ram, ntar kabarin gw aja kalo butuh bantuan." balasnya

"Oke, gw masuk ke dalam dulu yak." ucapku, lalu mengangkat tubuh Melissa dengan kedua tanganku.

"Siap, jangan lupa pake pengamannya ya hahaha." candanya sambil melambaikan tangan.

Aku hanya merespon ucapannya dengan menggelengkan kepalaku sambil tersenyum kecil. Lalu masuk ke dalam kost-an dan meletakkan tubuh Melissa dikasurku dengan cepat.

Untungnya, malam itu tidak ada siapa-siapa yang lewat dan melihatku membawa seorang wanita ke dalam. Jika tidak, reputasiku yang bersih sudah pasti akan ternoda.

Setelah meletakkan Melissa di kasur, aku memandang wajahnya sesaat. Dia tampak tenang, lengkap dengan nafas pelannya yang teratur.

Sejak di club, aku sibuk berpikir mengapa dia harus ada disana. Apalagi dia tampak memasang ekspresi dan sikap yang tidak nyaman. Tak mau berpikir panjang, aku berencana untuk menanyakan ke orangnya langsung besok setelah dia bangun.

Karena sudah merasa kelelahan dan ngantuk, aku memutuskan untuk tidur di lantai yang beralaskan karpet. Aku memaksakan diri untuk tidur walau sebenarnya terasa tidak terlalu nyaman.

Beberapa saat kemudian, setelah memejamkan kedua mataku, akhirnya aku tak sadarkan diri dan tertidur dengan lelap.

Tak tahu sudah berapa lama aku tertidur, akhirnya aku terbangun karena ada seseorang yang menggoyangkan tubuhku sambil bersuara dan memanggil namaku dengan pelan.

"Ram.... bangun." ucapnya sambil menggoyang-goyangkan tubuhku.

Pelan-pelan, aku mulai membuka kedua mataku, lalu mengedipkan kedua mataku sebab pandanganku masih tampak kabur.

Sesaat kemudian, aku menyadari dan melihat bahwa Melissa ada didepan mataku.

"Eh, lo udah bangun ternyata Mel." ucapku dengan suara serak dan pelan.

Jika kuperhatikan, wajahnya tampak pucat dan lemas. Sepertinya efek samping dari obatnya masih tersisa ditubuhnya.

Sinar terang yang tampak dari luar sepertinya sudah menandakan waktu telah siang. Untungnya tidak ada tanda aktivitas orang lain saat itu, akhirnya perasaanku bisa lebih tenang.

"Lo istirahat aja dulu Mel, soalnya muka lo masih pucet gitu. Gw pergi keluar bentar ya, buat beli makan." ucapku

Melissa cuma diam dan meresponku dengan anggukan kecil. Mungkin dia masih shock dan sedih, jadi lebih baik aku membiarkannya tenang dulu.

Setelah mengambil dompetku, aku langsung bergegas keluar menuju warung terdekat. Selesai membeli makanan dan perlengkapan lainnya, aku bergegas kembali secepat mungkin.

Saat masuk ke dalam kamar, aku melihat Melissa yang menunduk dengan posisi duduk sambil memegangi lututnya disamping kasur.

Perlahan aku mendekatinya, lalu tanpa mengeluarkan suara duduk disampingnya.

"Kalo ada masalah, lo bisa cerita ke gw Mel." ucapku pelan

Melissa tidak merespon ucapanku dan tetap diam dengan menghadapkan kepalanya ke lututnya sendiri.

Melihat kondisinya yang begitu, aku menjadi merasa iba dan kasihan. Sepertinya dia sedang memiliki masalah dan beban yang berat.

Dalam beberapa saat, kami hanya diam dan merasakan keheningan dengan seksama.

"Ram, mungkin sekarang gw udah jadi cewek yang gak bener ya di mata lo?" ucap Melissa sebagai pemecah keheningan.

"Kenapa lo ngomong gitu Mel?" balasku

"Lo ngeliat gw di tempat kayak gitu sama dua orang cowok. Dan ujungnya gw sampe ga sadarin diri. Mungkin kalo ga ada lo, gw udah dilecehin sama mereka Ram." ucapnya dengan suara yang bergetar.

"Gw yakin lo pasti punya alasan tersendiri Mel, dan kalo lo ga nyaman buat ceritainnya, gaperlu diceritain Mel." balasku sambil menepuk pelan bahunya.

"Lo makan dulu gih, supaya gak lemes. Jangan sampe keburu sakit nantinya." ucapku lalu mulai beranjak berdiri

Sebelum selesai berdiri dengan sempurna, tak kusangka Melissa menarik tanganku dengan paksa hingga membuatku duduk kembali ke posisi yang semula.

"Hmmm, kenapa Me.. Eh???"

Aku menatap Melissa dengan terkejut, sebab tanpa aba-aba dia telah menempelkan bibir halusnya di pipiku sambil memejamkan kedua matanya.

Aku tak menyangka, Melissa mencium pipiku sebelum aku sempat menyelesaikan kalimatku.

"Makasih Ram." ucapnya pelan dengan senyum tulus yang terpancar dari wajahnya.

Bersambung...


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C43
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ