Pandangan para tamu undangan kepada Evan tidak terlepas sampai pemuda itu duduk di tempat yang telah dipesan. Beberapa orang merasa takjub dengan kedua orang tersebut, wajah cantik dan tubuh seksi Selica, serta ketampanan yang populer pada Evan.
Para pria menatap Selica dengan tatapan genit, arah mata mereka enggan lepas dari dua buah dada Selica yang sekilas menyembul dari kemeja yang ia kenakan.
Karena suhu ruangan yang cukup panas membuat keduanya harus melepaskan mantel yang sedari tadi keduanya kenakan. Evan memerhatikan dengan seksama, para pria benar-benar tertarik kepada tubuh Selica.
"Apa kau menyadarinya?" tanya Selica, tersenyum puas sambil menatap Evan.
"Apa-apaan senyumanmu itu, apa kau tidak takut dengan tatapan mereka?" tanya Evan, cemas terjadi hal yang buruk pada wanita tersebut.