Setelah beberapa saat Sania sembuyi. Akhirnya dia keluar dengan perlahan.
"Eh! Tuan putri sudah bangun," ledek Johan.
"Eh iya! Aku lupa loh kalau kita kedatangan tuan putri semalam," sahut teman Johan.
"Apaan sih Lo," elak Sania dengan kesal.
"Loh, tuan putrinya marah," sahut teman Johan.
Sania pergi dengan kesal karena di ledek Johan dan teman-temannya. entah apa yang terjadi semalam dia benar-benar lupa. Sania segera pergi dari rumah Boy.
***
Sedangkan di rumah sakit Rania dan Boy mulai bersiap untuk pulang, boy dengan sabar mengurus segala sesuatu yang perlu di bawa pulang. Bahkan dia pergi kesana-kemari untuk mengurus administrasi.
"Terima kasih. Sayang," kata Rania saat suaminya memasuki kamarnya dengan membawa beberapa lembar kertas dan satu kantong obat yang harus di konsumsi Rania selama perawatan di rumah.
"Sama-sama. Kamu nggak perlu mengatakan itu semua ini kewajiban aku," sahut Boy yang dudu di hadapan Rania dan mengecup bibir Rania.