Hal ini untungnya pas dengan kamera Arvin yang tengah mengabadikan potret putrinya itu. Kaira termasuk anak yang ceria, namun jika disandingkan dengan biasanya, akhir-akhir ini ia terlihat sangat senang apalagi ketika bersama dengan Elza.
Hal yang kerap kali jarang ia lihat. Dalam beberapa waktu ia ikut senang karena baik Elza juga turut menyukainya.
Ia tak pernah berniat memaksakannya. Tapi ia senang mereka berdua akur-akur saja, jika ia senang karena hal ini, dalam beberapa waktu kemudian kesenangan akan menyertai mereka.
"Papa juga," kata Kaira pada sang papa.
Arvin menoleh bingung. Mengenai maksudnya. Baik Kaira mau pun Elza keduanya sama aja senangnya.
Bahkan Elza jadi nampak seperti gadis remaja yang kerap kali datang ke sana.
"Papa ayo main sama lumba-lumba juga."
"Papa tidak perlu, Kai saja ya," kata Arvin padanya dengan pandangan meminta.
"Pa." Kaira lagi-lagi memanggil.
Elza rupanya tengah menatap ke arah mereka juga. Tatapan lurus ke arah Arvin.