ดาวน์โหลดแอป
77.5% HOT PAPA / Chapter 31: Temukan Dia!

บท 31: Temukan Dia!

"Brengsek! Pokoknya kalian harus menemukan istriku sampai ketemu, kalau tidak ketemu juga jangan harap kalian akan mendapatkan gaji bulan ini. Sekarang kalian pergi dari hadapanku dan cari dia sampai dapat dan seret dia ke sini," perintah Haris kepada beberapa anak buahnya untuk mencari keberadaan istrinya.

Semua terjadi gara-gara mereka menghadiri sebuah pesta dan dari situlah, sang istri dapat kesempatan untuk bisa lolos dari pantauannya. Haris bersumpah pada dirinya sendiri, bahwa akan membawa sang istri kembali ke dalam dekapannya. Tidak akan ia membiarkan wanita yang dicintainya direbut oleh orang lain, apalagi sampai kembali kepada laki-laki yang pernah menjadi selingkuhannya.

"Mariana, aku tidak akan membiarkan kamu semudah itu bebas dan pergi dari hidupku. Kamu selamanya akan menjadi milikku dan akan terus begitu, lihat saja nanti begitu aku sudah kembali menemukanmu aku tidak akan pernah membiarkan kamu keluar lagi dari rumah ini," geram Haris.

Padahal sudah banyak bodyguard yang disebar untuk mencari keberadaan sang istri, namun sudah beberapa hari mereka tidak mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Entah di mana wanita itu bersembunyi sampai dirinya tidak dapat menemukannya.

Sedangkan wanita yang sedari tadi dicari-cari dan menjadi buronan, kini sedang bersantai sembari menyirami bunga-bunga di sebuah rumah mewah, di mana rumah tersebut yang memberikannya tumpangan selama beberapa hari. Bahkan pemilik dari rumah tersebut sangat baik hati, karena mengijinkan dirinya untuk tinggal sesuka hatinya di sana. Pemilik sekaligus penolongnya Mariana, seperti tidak peduli bahwa dirinya adalah orang asing yang tiba-tiba menginap di rumah tersebut.

"Ibu, tidak perlu disirami semuanya nanti ibu capek. Biarkan saja nanti pas weekend aku yang menyiraminya," ujar si pemilik rumah yang masih fokus pada pekerjaannya di laptop.

"Tidak papa lagian ibu juga lagi nganggur, kamu teruskan saja pekerjaan kamu biarkan bunga-bunga ini ibu yang mengurusnya. Kasian dia kalau di cuma disirami satu minggu sekali, nanti kalau layu sayang bunga-bunganya." Mariana memang dasarnya pecinta tanaman, jadi tidak tega kalau membiarkan tumbuhan tumbuhan layu karena disengaja.

Kalau di rumah ini Mariana bisa bebas mengekspresikan bahwa dirinya penyuka tanaman, sedangkan kalau di rumah sang suami setiap pergerakannya selalu diawasi oleh banyak mata-mata di sana, hingga membuat siapa saja yang tinggal di sana tidak akan betah walaupun cuma satu hari.

"Aku senang kalau ibu tinggal di sini dan menemaniku jadi aku tidak sendirian, walaupun kita baru kenal tapi aku sudah yakin kalau ibu itu adalah orang baik," pujinya membuat Mariana tersenyum.

"Terima kasih karena kamu sudah percaya dengan orang asing seperti ibu, terima kasih juga karena kamu sudah memberikan tumpangan di sini. Sampai saat ini ibu belum bisa menemukan cara, bagaimana bisa pulang ke Indonesia dan bertemu dengan anak-anakku di sana. Sedangkan semua data dan berkas yang aku perlukan ada di rumah suamiku, ibu tidak mungkin bisa kembali lagi ke sana dan mengambil apa ibu perlukan. Tapi kalau tidak diambil ibu juga tidak bisa pulang ke Indonesia, ah bingung sekali," gelisah Mariana.

"Tapi kalau ibu pulang ke Indonesia, bukannya nanti suami ibu juga pasti bakalan nyari ke sana? Ibu bilang dia orang yang sangat overprotektif dan dia tidak membiarkan ibu pergi sebentar saja dari rumah, dia pasti akan mencari ke manapun ibu pergi apalagi di Indonesia. Kalau menurutku pilihan ibu untuk pulang ke Indonesia kurang terjamin keamanannya, kecuali kalau ibu pergi ke luar negeri dan menetap di salah satu tempat tapi bukan di Indonesia, mungkin itu bisa membuat ibu aman karena suami ibu tidak mengetahui keberadaan ibu," sarannya membuat Mariana berpikir sejenak.

"Benar juga ya, padahal sebelumnya ibu pengen pulang ke Indonesia karena kangen sama anak-anak. Tapi benar apa yang kamu bilang di sana tidak akan aman, suamiku pasti akan terus mencariku aku bahkan sampai ke Indonesia. Hah, sekarang aku bimbang harus tinggal di mana setelah ini, ibu juga tidak bisa terus-menerus tinggal di sini karena cepat atau lambat dia pasti akan menemukanku," gelisah Mariana.

"Ya sudah untuk sementara ibu tetap tinggal di sini tapi jangan pergi ke mana-mana untuk mengantisipasi, agar orang-orang suruhan dari suami ibu tidak menemukan dan tidak tahu kalau ibu ada di sini," sarannya yang diangguki oleh Mariana.

Logan sedang berada di mall bersama dengan adik kesayangannya dan sang oma tercinta, mereka berbelanja pakaian karena nanti malam mereka akan menghadiri sebuah acara ulang tahun dari salah satu anak dari kliennya, di mana Logan akan mengajak anggota keluarganya untuk turut menghadirinya.

"Papa? Kalau aku beli baju spiderman apa itu bagus?" tanya Andi sembari mencoba beberapa baju pilihannya.

"Kamu mau memakai baju apa saja itu terlihat bagus, karena apapun yang kita pakai tergantung dari kepercayaan diri masing-masing. Kamu mau pakai celana boxer saja keluar rumah, kalau kamu percaya diri itu juga akan terlihat bagus walaupun itu tidak disarankan," ujar Logan membuat Andi tertawa.

"Mana mungkin aku keluar rumah hanya mengenakan boxer saja, nanti bisa-bisa orang-orang bakalan mengira kalau aku itu gila," tolak Andi.

"Ya sudah cepat kamu pilih mana pakaian yang kamu inginkan, kita sudah satu jam di sini rapi kamu belum mendapatkan satupun pakaian yang kamu mau. Please deh kamu jangan kayak perempuan yang belanjanya bisa sampai berjam-jam," sindir Logan membuat si kecil mengerucut bibirnya.

"Enak saja, aku bukan kayak perempuan lain saja aku masih bingung mau beli baju yang mana? Ada aku ngambil beberapa aja, boleh?" pinta Andi membuat Logan terkekeh.

"Kamu mau beli baju berapa saja, itu suka-suka kamu atau kamu kalau mau borong semua yang ada di toko ini itu juga sangat boleh," ujar Logan membuat Andi kegirangan.

"Wahhh benarkah? Terus nanti siapa yang bayar semua belanjaanku?" tanya Andi.

"Ya kamu sendiri lah, kan semua itu belanjaan kamu jadi kamu juga yang harus membayarnya haha," goda Logan membuat Andi memanyunkan bibirnya.

"Ish papa ngeselin." Andi yang ngambek tidak mau lagi bicara sama papanya dan lebih memilih memilih pendapat kepada omanya.

Logan yang capek dari tadi mengikuti adiknya keliling untuk mencari pakaian, akhirnya ia duduk di salah satu sofa yang kosong sembari mengamati adiknya yang sedang berbelanja. Logan salut sekali kepada omanya yang mau dengan sabar menuruti ke manapun Andi menarik tangannya, anak itu begitu rewel ngajakin ke sana dan ke sini untuk melihat-lihat pakaian.

"Beruntung sekali akan mempunyai oma di dalam hidupku, enggak kebayang gimana kalau oma udah enggak ada terus aku ngurus Andi sendirian," gumam Logan.

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN COMENNYA YAKK, TERIMAKASIH


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C31
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ