Setelah puas Andi main di taman bermain, mereka memutuskan untuk pergi ke restoran Korea, yang lokasinya tidak jauh dari taman bermain. Dengan milea duduk di samping pengemudi dan Andi duduk di bangku belakang. Logan sedari tadi tidak berhenti melirik ke arah sahabatnya, yang tengah sibuk entah chattingan dengan siapa.
"Papa, kenapa dari tadi ngeliatin, Tante Milea?" celetuk si kecil yang sedari tadi memantau, gelagat orang-orang dewasa di hadapannya.
"Ha? Ngelihatin aku? Kenapa?" heran Milea sembari memasukkan ponselnya ke dalam tasnya.
"Siapa juga yang lihatin kamu? Geer aja," elak logan membuat Milea mengerutkan keningnya.
"Yang bilang kalau kamu ngeliatin aku juga bukan aku, tapi Andi sendiri yang bilang. Lagian anak kecil itu tidak mungkin berbohong, jadi kamu jangan coba-coba untuk mengajarinya berbohong," tegur Milea membuat Logan memutar bola matanya dengan malas.
"Kamu lagi chattingan sama siapa? Pasti lagi chattingan sama cowok yang tadi di taman?" tuduh Logan semakin membuat Milea bingung dengan sikap sahabatnya.
"Maksud kamu, Andri? Aku tidak chattingan sama dia, buat apa juga aku chatting sama dia orang tadi udah ketemu," ujar Milea.
"Apa kalian sudah sedekat itu?" tanya Logan.
"Maksudnya bagaimana?" heran Milea.
"Aku lihat kalian sudah banyak mengobrol aku pikir sudah sedekat itu, oh atau jangan-jangan kamu suka sama dia?" tebak Logan tanpa alasan yang mendasar berbicara demikian.
"Kamu kenapa, sih? Tiba-tiba nanya kayak, gitu? Kamu cemburu kalau aku deket sama dia? Oh atau kamu merasa tersaingi kalau ada laki-laki yang mendekati aku?" tebak Milea sembari menunjukkan ke muka sahabatnya.
"Aihh kamu ngomong apa, sih? Aku kan cuma bertanya saja," elak Logan.
"Iya tahu, kamu cuma bertanya saja cuma aku merasa kayak ada sesuatu yang kamu sembunyiin, dibalik pertanyaan kamu itu," ujar Milea.
"Memangnya apa yang aku sembunyiin? Aku tidak merasa menyembunyikan apa-apa, aku cuma tidak mau kalau kamu dekat dengan laki-laki yang salah," terang Logan membuat Milea terkekeh.
"Lantas laki-laki seperti apa yang benar menurut kamu?" tanya Milea membuat Logan mengangkat bahunya.
"Yeahh aku enggak tahu, bener atau salahnya itu kamu yang menilainya. Kan kamu yang dekat sama dia, aku cuma minta supaya kamu lebih berhati-hati lagi kalau dekat dengan orang asing. Walaupun dia pernah satu angkatan dengan kita, tapi kan kita tidak mengenal dekat dengannya. Selama kamu ada di Indonesia kamu menjadi tanggung jawab aku, aku berhak melarang kamu untuk dekat dengan orang-orang yang menurutku tidak baik buat kamu. Orang tua kamu juga meminta aku untuk menjaga kamu, jadi kalau kamu di dekatin sama cowok manapun itu kamu bilang sama aku. Aku akan menyelidikinya terlebih dahulu sebelum kalian benar-benar dekat," jelas Logan membuat Milea mendengus kesal, lantaran seperti tahanan yang diatur hidupnya.
"Enggak di sini, enggak di Singapura, sama aja aku tidak bisa bebas. Kenapa orang-orang suka sekali mengatur jalan hidupku? Harusnya mau aku mau dekat dengan siapapun itu, aku sendiri yang berhak menentukannya. Ini adalah hidupku dan aku yang menentukan masa depanku sendiri," protes Milea membuat Logan menghela nafasnya dan mengatur kembali emosinya, kalau tidak ingat di mobilnya saat ini ada anak kecil yang ikut bersama mereka pasti mereka sudah berdebat sengit kali ini.
"Sudahlah, tidak enak dilihat sama, Andi. Aku tidak mau nantinya apa yang kita perdebatkan dicontoh olehnya," ujar Logan sembari menoleh ke belakang, di mana ia melihat raut wajah adik kesayangannya yang terlihat kebingungan.
Logan memesan aneka makanan khas Korea, yang belum pernah dimakan oleh adik kesayangannya. Kalau sahabatnya jangan ditanya lagi, wanita itu sudah pasti sering pergi kuliner ketika di luar negeri.
"Kenapa kalian diam saja?" celetuk Andi yang melihat dua orang dewasa di hadapannya sibuk dengan ponsel masing-masing.
"Ah tidak, ayo kita makan sekarang. Tidak enak kalau makanannya nanti dingin," ajak Logan kemudian menyimpan ponselnya di dalam sakunya.
Sepanjang mereka makan di restoran, dua sahabat tersebut tidak saling mengobrol setelah sebelumnya mereka berdebat di dalam mobil. Milea yang gengsi kalau harus memulai pembicaraan lebih dulu dan Logan, yang bersikap bodo amat kalau sahabatnya marah kena teguran darinya.
Andi yang merasakan situasinya sedang tidak bagus, akhirnya mempercepat makannya dan meminta untuk segera pulang. Lebih baik di dirinya berada di rumah dan main bersama kucing kesayangannya, yang baru saja dibelikan oleh sang papa.
"Papa, kita langsung pulang kan habis ini?" tanya Andi begitu mereka sudah berada di dalam mobil, setelah keluar dari restoran Korea.
"Kita anterin tante Milea ke apartemennya dulu, baru setelahnya kita pulang," ujar Logan kemudian mengemudikan mobilnya.
"Tante Milea, tidak mau mampir dulu ke rumah kami?" tawar Andi membuat Milea menolehkan kepalanya ke belakang.
"Sepertinya untuk hari ini cukup, Tante capek banget pengen tidur. Lain kali lagi tante akan mampir ke rumah kamu," ujar Milea dengan tersenyum.
"Ah baiklah, Tante jangan lupa istirahat yang banyak dan minum susu kalau perlu supaya badannya lebih kuat," saran dari si keci membuat Milea terkekeh.
"Kamu juga yang banyak minum susunya, supaya cepat tumbuh besar dan tinggi. Nanti kalau kamu sudah besar, Tante bakalan ngajakin kamu liburan ke luar negeri," ujar Milea membuat matanya Andi berbinar mendengar kata liburan.
"Seriusan kita mau liburan? Kira-kira mau liburan ke mana?" tanya Andi dengan antusiasnya.
"Tunggu kamu berusia 5 tahun dulu, nanti setelahnya tante akan meminta izin kepada keluarga kamu, buat ngajakin kamu jalan-jalan ke luar negeri," ujar Milea membuat Andi memanyunkan bibirnya.
"Sekarang saja usiaku masih 4 tahun, berarti masih lama lagi liburannya? Hufft, aku sudah tidak sabar," keluh Andi karena selama ini dirinya hanya diajak liburan di dalam negeri saja.
"Sabar sayang, satu tahun lagi itu sebentar kok," ujar Milea.
"Sudah sampai," celetuk Logan begitu sudah sampai di depan gedung apartemen yang ditempati sahabatnya.
"Ya sudah kalau begitu, Tante masuk duluan kalian hati-hati di jalan," pamit Milea sembari mencium pipi mungil si kecil, namun tidak dengan laki-laki dewasa yang duduk di sampingnya.
Logan mengemudikan mobilnya kembali untuk pulang ke rumah karena cuaca sudah mulai tidak mendukung, sebelumnya adik kesayangannya meminta untuk berpindah duduk di depan bersamanya, takut-takut kalau nanti hujan deras dan dirinya duduk di belakang sendirian.
"Papa, aku boleh kan hiburan sama, Tante Milea?" pinta Andi membuat Logan tersenyum.
"Padahal liburannya juga masih sangat lama, kenapa kamu sudah meminta izin dari sekarang? Papa, tidak keberatan kok kamu mau liburan bersama tante ke mana saja. Asalkan tidak lebih dari 1 minggu, nanti kalau kamu sudah memasuki usia 5 tahun itu berarti kamu sudah mulai masuk sekolah, jadi tidak boleh liburan lewat dari waktu yang papa tentukan," jelas Logan membuat Andi mengerucutkan bibirnya.
"Kenapa aku harus sekolah?" keluh Andi yang tidak mau terikat pelajaran apapun itu.
"Sayang, semua orang di dunia ini pasti juga harus sekolah. Dengan sekolah kamu akan menjadi pintar dan mempunyai banyak teman di sana," ujar Logan sembari mengelus kepalanya Andi dengan sayang.
JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE
DAN COMENT GAESS, TERIMAKASIH