Kamar bernuansa putih yang biasanya cukup dingin itu berubah hangat. Tubuh telanjang kedua anak manusia itu seakan tidak merasakan udara yang dihasilkan pendingin ruangan. Rasa hangat dari gairah telah membuat tubuh keduanya seakan kebal.
“Aku merindukanmu, Sayang,” serak Andra tepat di depan wajah Sikha yang memerah.
Lelaki itu mengecup lembut bibir sang jelita, secara perlahan turun mengecupi leher. Kecupan-kecupan kecil itu rupanya mampu membuat Sikha menggelinjang geli. Ia seakan melupakan pertahan diri yang tinggi kokoh dibangunnya selama ini. Apalagi ketika Sikha merasakan sesuatu yang basah dan hangat berada di puncak dadanya.
Puting kecokelatannya telah berada sepenuhnya dalam mulut Andra. Lelaki itu memperlakukannya dengan sangat lembut, menghisapnya persis seperti bayi yang tengah menyusu pada ibunya. Dan beberapa saat kemudian sebuah gerakan dibuat oleh lelaki yang dalam beberapa bulan lagi akan resmi menjadi seorang ayah.