"Mia, kau di mana?" tanya Wira, suaranya terdengar agak parau seolah menahan sesuatu.
Mia mengernyit samar, melirik Eri, kemudian bertanya, "Ada apa?"
"Ada yang ingin kubicarakan. Bisa bertemu?" Kini, suara Wira terdengar semakin serius.
Mia pun ikut merasa gelisah. Dikatupkannya bibirnya rapat-rapat untuk menahan rasa cemasnya, kemudian berkata, "Ini sudah malam sekali, tidak enak kalau kita bertemu sekarang. Besok saja."
"Tidak, tidak. Aku hanya sebentar!" Tiba-tiba, Wira terdengar agak gelisah dan tegang.
"Memangnya ada apa, sebenarnya?" tanya Mia, tatapannya dalam.
"Temui saja aku dulu!" Wira berhenti, kemudian bertanya, "Kau tinggal di mana sekarang?"
"Aku sedang bersama Eri…." Pada akhirnya, Mia berkata jujur.
Setelah mendengarnya, Wira hanya menanggapi dengan, "Nanti kutemui kau," kemudian menutup telepon.
Eri melirik Mia dan bertanya, "Ada apa?" Tepat pada saat itu, mereka sudah berbelok ke gerbang kompleks.
"Katanya, dia mau menemuiku…."