Petra dapat menemukan toko yang dimaksud dengan cepat dan sudah melihat antrean panjang dari kejauhan. Dia pun mengernyit, namun tetap mengantre di belakang.
Dia mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada Mia: "Antreannya panjang, jadi aku harus menunggu."
Balasan dari Mia datang dengan cepat. "Tidak usah, aku hanya asal berkata tadi. Tidak perlu membelinya."
Wajah Petra tampak suram. Dia membalas: "Kutunggu saja!"
Mia melihat pesan dari Petra dan merengut pasrah. Kemudian tidak membalas. Dia hanya menyimpan nomor itu ke kontak baru: Pak Petra.
Nama itu tidak berarti apa-apa, tapi terkadang, hal itu mengingatkan akan posisi mereka.
"Hei, bukannya itu Petra Ardian?" Tiba-tiba, terdengar sebuah suara di kerumunan.
"Mungkin hanya mirip? Mana mungkin Petra Ardian ada di sini?"
"Oh, ya…."
Petra mengabaikannya dan mengantre dengan tak acuh. Meski begitu, semakin banyak yang berkata seperti itu, dan hal ini juga menarik perhatian orang-orang di depannya.