Aida menunduk dan mengangguk sambil tersenyum, kemudian bertanya dengan ragu, "Bukannya majalah ini hanya dicetak beberapa eksemplar? Kok, Mbak bisa dapat majalah ini?"
Mia merasa agak tertekan, tapi dia memberitahukan alasan dengan asal dan bertanya, "Boleh saya tanyakan bagaimana pemikiran Mbak Aida ketika membuat rancangan ini?"
"Tentu saja!" Aida tampak sangat senang. "Saya senang bisa menceritakan rancangan saya kepada yang menghargainya…."
Mia tersenyum, kemudian memesan kopi dan mendengarkan Aida menceritakan gagasan awalnya ketika membuat rancangan tersebut…. Tanpa disangka, ketika merancangnya, Aida juga berada dalam titik terendah di hidupnya, dan ada banyak aspek lain yang juga mirip dengan keadaan Mia.
Mia semakin merasa tertekan. Akhirnya, dia mengerutkan bibir dan berkata, "Dari cerita Mbak, sepertinya Mbak Aida sangat memedulikan rancangannya, ya!"