Setelah dua puluh empat jam penuh gairah yang membara dan beberapa jam tidur, Tristan terbangun dengan kegembiraan yang begitu khas terukir di wajahnya.
Tristan mengarahkan pandangannya ke arah balkon dan tersenyum tipis sembari bermandikan suasana pagi di Vanyar.
Kicauan burung yang lembut namun antusias terdengar dari luar, pemandangan salju yang turun di langit biru, dan tempat tidur empuk yang nyaman dengan sosok cantik terlihat di atasnya.
Lekukan mesra namun polos dari diri wanita itu ditambah dengan kulit putih mulusnya adalah impian setiap pria tanpa kecuali, dan mimpi seperti itu saat ini ada di sampingnya. Ini bisa didefinisikan sebagai surgawi karena memang itulah kenyataannya. Oleh karena itu, wajar jika dia gembira.