Hari sudah petang, Mahendra bergegas untuk pulang kerumah. Ia merasa cemas karena tadi Hans mengatakan jika Sevia pingsan dan sempat dibawa ke rumah sakit.
Lagi-lagi jalanan macet, dengan putus asa Mahendra membunyikan klakson tapi sia- sia saja. Ia memang harus bersabar. Saat ia tiba Tania dan Yogi menyambutnya dengan wajah yang gembira.
"Loh,kalian di sini?" tanya Mahendra.
"Iya Mas nemenin mbak Sevia, kasian kalo sendirian," kata Tania.
"Apa dia ...."
"Tidak, dia kami bawa ke rumah sakit bukan karena penyakitnya.Ah, kau temui saja dia," kata Yogi.
"Oh ya sudah, Sevianya di mana?"
"Itu ada di dalam kamar Mas!" jawab Tania.
Mahendra langsung bergegas ke kamar. Mengecek keadaan Sevia, kalau memang belum ada perubahan ia akan langsung membawa ke rumah sakit.
"Via, kau baik-baik saja?" tanya Mahendra yang sedikit cemas.
"Mas, aku nggga-"
Belum sempat menyelesaikan ucapannya Sevia berjalan sambil menutup mulut dengan tangan dan ia bergegas menuju kamar mandi.