Semakin banyak Sri Agustin berbicara, dia semakin bersemangat, karena Tri Utami hanya memandang Arya Sanjaya dengan jijik.
Tetapi Herjunot berbeda. "Diam!" Dia berteriak.
Terlalu asyik dengan retorikanya sendiri, Sri melanjutkan, "Tuan, berhenti ditipu olehnya! Aku mengenalnya dengan baik dan dia hanyalah seorang pria lemah yang hidup dari istrinya! Hanya masalah waktu sebelum dia bergabung dengan klannya yang lain di penjara!"
'Plakkk!!'
Herjunot Ali menampar wajah Sri Agustin dengan marah.
Sri Agustin tercengang. "Mengapa memukulku? Dia yang harus kamu pukul!"
Mata Tri Utami terbuka lebar karena terkejut, karena dia gagal memahami mengapa Herjunot menampar putrinya. Namun, Miranda Ali adalah bosnya, jadi dia memaksa dirinya untuk tetap diam.