" Apa sebaiknya kita pulang saja?" tanyaku pada Ardhan. Dia selalu menampilkan senyuman di depanku. Padahal aku tahu hatinya sedang dibuat amburadul dengan keadaan disini. Aku merasa bersalah karena mau saja mengijinkan Ardhan untuk menemaniku berkunjung ke rumah Mama Sabrina.
Aku sangat tahu sekali bagaimana rasanya jadi Ardhan sekarang. Merasa tidak lagi penting disini. Apalagi dengan kehadiran Rendra. Aku sangat bingung dibuatnya. Untuk itu, aku hanya ingin membawa Ardhan pergi dari sini, pergi dari situasi yang tak nyaman ini.
" Pah, kami pamit dulu. Nanti Anaya kesini lagi jenguk Mamah," pamitku pada Papa Pratama. Aku tahu, Papa mengharapkan kehadiranku disini karena Mama yang sedang sakit. Tapi aku benar-benar tak bisa berlama-lama disini. Bagaimanapun juga, Ardhan juga penting bagiku.
Aku beranjak pergi dari sini, dengan tetap menggenggam tangan Ardhan.
Please jangan lupa tinggalkan jejak ya. Review, collection, power stone dan juga gift sangat saya harapkan dari reader. Sebagai bukti kalian menikmati tulisan saya. terima kasih.