Pagi terasa begitu indah nan damai bagi sosok Langit yang telah membuka mata. Semua yang tak pernah ia bayangkan benar-benar terjadi serasa seperti mimpi. Sosok wanita yang ia benci telah menjadi miliknya, begitupun telah menemaninya sepanjang hidup.
Wajah ayu yang tentram dalam mata terpejam itu telah membuatnya terpesona. Betapa apik ciptaan Tuhan hingga ia tak bisa berhenti mengagumi salah satu makhluk ciptaan-Nya. Adakah yang lebih indah dari cinta, yang bisa terus menerus membuatmu berdebar dan rindu? Adakah uang lebih baik dari cinta yang terus membuatmu merasa terpesona kepada seorang wanita?
"Istriku ...."
Langit mulai bergumam dan sedikit menyibak rambut Mentari. Rambut itu sempat menghalangi sedikit matanya dan sedikit masuk ke sela bibirnya. Namun, itu sama sekali tak mampu mengecualikan kekaguman yang tumbuh di hati Langit.