ดาวน์โหลดแอป
3.82% Hello Boy / Chapter 9: Taman Bermain

บท 9: Taman Bermain

Boy berjalan menuju pintu kamar Tiara dan mencoba untuk melakukan apa yang dikatakan Billy supaya Tiara tidak marah lagi.

"Tok tok tok Ara...." Panggil Boy sambil mengetuk pintu kamar Tiara

"Kenapa?" Ucap Tiara setelah membuka pintunya

"Lo hari ini sibuk gak? Ini kan hari minggu, kemarin lo bilang gue harus istirahat dulu kan jangan kerja terus."

"Gak sibuk. Jadi?"

"Iya gue mau refreshing dulu ke luar. Dan lo temanin gue."

"Kemana? Kenapa gw harus ikut?"

"Ke taman bermain. Hmm yaudah deh kalo lo gak mau ikut. Gw dah beli 2 tiket, ajak Billy aja kali ya." Ucap Boy dengan niat menarik perhatian Tiara

"Taman bermain? Gue ikut jangan ajak asisten lo. Gue siap siap dulu ya." sambil menutup pintu dengan semangat.

"Hmmm berhasil juga omomgan Billy."

Dirumah, Bagas memikirkan kenapa Desi tiba tiba gak jadi datang dan tidak menjawab telfonnya sama sekali. Dia berpikir apakah Desi melihat Rani datang kerumah.

"Halo Desiii. Kenapa baru bisa jawab telfon aku?"

"Aku sibuk."

"Sekarang masih sibuk?"

"Udah gak."

"Yaudah kita jalan yok. Kayaknya kamu butuh hiburan nih. Jawaban kamu juga cuek banget. Aku jemput ya."

"Lagi malas jalan."

"Aku jemput ya kamu siap siap. Gak boleh nolak. Dahhh..." Ucap Bagas dengan lembut sambil mematikan telpon.

Bagas membawa Desi pergi ke taman bermain, agar Desi tidak marah lagi. Dan Bagas tidak mau kalo Desi mengetahui perjumpaannya dengan Rani sehingga Bagas memilih untuk diam dan tidak menanyakan hal itu kepada Desi.

"Kita mau main apa Boy? Itu seru tuh kayanya. Main roller coaster yuk."

"Jangan bahaya Ra. Itu tinggi banget tau."

"Lo takut Boy? penakut banget sih." Ucap Tiara menggoda Boy

"Apaan sih siapa yang takut. Itu memang bahaya."

"Kalo Bahaya kenapa mereka pada naik. Bilang aja Lo takut. Liat tuh anak SMA aja berani."

"Ya udah udah. Kita main itu."

"Siap Boy....Yeayyyyyyyy." Teriak Ara stetelah roller coasternya berjalan kencang

"AaaaaaaaaRaaaaaaaaa.....Jantung gue dah mau lompatt. Pegang tangan gueeee.." Teriak Boy sambil memegang tangan Tiara dengan kencang

"hahhahah nikmatin aja Boyyyyy yuhuuuuuuuuuuu." Teriak Ara lagi dengan senangnya.

Setelah turun dari roller coaster Boy pun mual mual dan jantungnya masih berdetak kencang.

"Uwwlok...." Mual Boy

"Eh Boy kita duduk sini dulu ya. Bentar aku belin minum ya tunggu disini."

Setibanya Bagas dan Desi di taman bermain. Bagas mencoba mengajak Desi untuk berbicara seperti biasanya yang tanpa ada masalah.

"Des kita main kuda itu yok kayanya seru deh." Ajak Bagas karna ia tahu kalo Desi takut ketinggian dan lebih suka bermain kuda putar."

"Ohhh boleh." Jawab Desi dingin

"Yok yok ..." Bagas berlari menggandeng tangan Desi

"Bagasss kamu mana hahaha." ucap Desi mencari cari Bagas di kuda putar itu

"Hai Desi. Aku adalah pangeran kuda yang diutus untuk mencintaimu. Maukah kamu menjadi miliku dan ikut dengan ku?" Ucap Bagas untuk menghibur pacarnya Desi

"Maaf pangeran Desi harus pergi sekarang. Kalo tidak Desi akan berubah menjadi putri duyung. hahaha." Balas Desi membuat lelucon

"Hahaha apaan sih lari banget. Kok malah putri duyung sih wkwkwkwk."

Selesai mereka bermain dan saling baikan mereka pun oergi ke sebuah toko makanan yang ada disana untuk membeli minum. Tak disangka mereka pun jumpa dengan Tiara yang sedang membeli minum.

"Kak Bagas? Desi?" Ucap Tiara melihat mereka

"Ara. Lo ngapain disini." Ucap Desi

"Yang harusnya gw tanya itu sekarang, kak Bagas kok ada disini? Bukannya di luar negeri. Selama ini kan gada kabar kenapa tiba tiba bisa muncul disini. Bareng lo lagi Des." Tanya Tiara dengan emosi.

"Kita bicarin ini di luar Ra, malu diliatin orang. Ayokkk." Sambil membawa Tiara pergi ke tempat yang agak sepi

Boy pun sudah lama menunggu Tiara yang belum datang juga dan ia pun mencari Tiara. Dia melihat Tiara sedang bersama cowo dan menggandeng tangan Tiara. Boy pun mengikuti mereka.

"Ayo coba jelasin kak." Ucap Tiara dengan penuh rasa kesal melihat kakak kandung yang dihadapannya

"Ra sebelumnya kakak mau minta maaf. Kakak gak kuliah di luar negri. Iya kakak memang pembohong. Kakak malu sama diri kakak yang ga punya apa apa. Gimana mau kuliah di luar negri. Kita aja hidupnya susah di penuhi hutang."

"Kenapa harus bohong sih? Kakak gak tau ya apa yang aku alami sampai saat ini. Aku sendirian tanggung hutang orang tua kita. Tapi kakak? pengecut."

"Ra kakak minta maaf. Kakak lai kerja keras di kuli bangunan biar kakak bisa punya tabungan buat kita nanti. Kakak kangen banget sama kamu." sambil memmeluk Tiara

Tiara sebenarnya juga sangat kangen dengan kakaknya. Dan mendengar bahwa kakaknya harus kerja di kuli bangunan ia sangat kasihan kepada kakaknya yang tidak bisa sekolah dan memilih untuk bekerja.

Boy tidak bisa mendengar percakapan mereka dan hanya bisa melihat keduanya seperti bertengkar. Boy melihat Bagas memeluk Tiara, ia pun langsung menghampiri mereka dan menarik tangan Bagas.

"Woiii...." Ucap Boy

"Apaan sih. Lo siapa?" Tanya Bagas

"Seharusnya guw tanya Lo siapa, main oeluk peluk aja."

"Ra ini siapa." Tanya Bagas ke Tiara

"Ehhhh ini teman kok. Namanya Boy. Dan Boy ini Bagas pacar aku."

"Pacar?" Boy pun terkejut mendengar hal itu

Dan Bagas juga terkejut mendengar Tiara mengatakan itu. Tapi Bagas tahu Tiara sedang membutuhkan Bagas agar berpura pura menjadi pacarnya.

"Iya Gue pacarnya Tiara. Lo jadi teman doang kok belagu sih?" Ucap Bagas

"Ohhh pacar. Hmmm ya udah kita pulang aja sekarang. Udah agak sore gada waktu pacar pacaran."

"Lo kan cuman temannya ngapain urusin pacar gue?"

"Ehhh gpp kok sayang. Aku mau pulang dulu ya bareng Boy. Soalnya masih ada urusan." Ucap Tiara sambil memberikan kode kepada Bagas

"Tuhhh dia lebih dengerin gw dari pada lo. Yok" Ucap Boy sambil menggandeng tangan Tiara dan pergi meninggalkan Bagas.

"Bagas...." panggil Desi berlari menghampiri Boy

"Desi..."

"Gimana obrolan kalian sama Tiara."

"Kamu tenang aja ya. Tiara kayanya masih marah sama aku tapi aku akan berusaha agar hubungan aku dengan Tiara bisa baik baik aja."

"kamu semangat ya Gas. Aku akan terus dukung kamu."

"Makasih sayang. Kita balik yuk dah sore."

"Gas aku takut hubungan aku sama Tiara jadi hancur karna aku juga ikut bohongin dia."

"kamu percaya aja ya sama aku. Aku yang akan urus semuanya."

"Thank youuu sayang."

Setibanya Boy dan Tiara di rumah. Boy merasa kesal pada Tiara karna tidak mau menjelaskan semuanya padanya mengenai Bagas.

"Lo gak mau jelasin sesuatu?"

"Jelasin apa?"

"Bagas?"

"Kan udah jelas dia itu pacar aku. Dia selama ini dari luar negri dan kamu menjalin hubungan jarak jauh."

"Kenapa baru cerita sekarang? Lo mau nikah sama aku trus pacaran sama dia?" tanya Boy kesal

"Gue gak mau nikah Boy. Kan gue ada pacar. Jadi hubungan kita sekarang hanya sebatas kakak adek yang tinggal sstu rumah kan?"

"Iya tapi gak semua orang yang boleh lo pacarin kecuali Gue."

"Apaan sihhh."

"Gue mau tau lebih banyak lagi tentang pacar lo itu. Dan kalo menurut gue dia orangnya gak cocok sama lo. Kalian harus putus."

"Apaan sih. Emang lo Bapak gue? Yang ngatur ngatur hubungan gue."

"Kan gue bakal jadi kakak lo kalo lo punya pacar. Gue berhak dong."

"apaaan sihhh dasar." ucap Tiara dengan kesal sambil pergi kekamar meninggalkan Boy


Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    สถานะพลังงานรายสัปดาห์

    Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
    Stone -- หินพลัง

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C9
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพงานเขียน
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    โหวตด้วย Power Stone
    Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
    Stone -- หินพลัง
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ