Kembali ke masa sekarang.
Setelah menyelesaikan rapat dengan Rafael dan Gino, Luna segera memasuki ruangannya. Niatnya hendak langsung menyalakan kembali perangkat-perangkat penyadap yang ada di tubuhnya, namun ponsel yang dia tinggalkan di atas meja langsung menarik perhatiannya. Di mana di sana tercantum nama 'Nyonya Bertha' yang berusaha menghubunginya.
"Tch, pasti pihak operator langsung melapor kepada beliau tentang segala perangkat yang kumatikan sebelum rapat. Nyonya Bertha pasti akan marah tentang hal ini."
Namun tentu saja, sebenarnya Luna telah memikirkan risiko ini sebelumnya. Dia yakin bisa memberi pengertia terhadap Bertha tentang keputusannya barusan.
Tapi tetap saja Luna merasakan kegugupan. Bahkan sebelum resmi menyahuti panggilan itu, dia menyempatkan diri menghela napas dalam-dalam.
"Halo, Nyonya—"
'Luna? Apa-apaan kamu? Kenapa kamu mematikan perangkat-perangkat itu dalam sepihak?'
Halo semuanya.
Sekali lagi terima kasih karena telah mengikuti cerita cinta Luna dan Rafael. Terima kasih juga untuk apresiasinya berupa semua jenis support yang diberikan, karena aku sangat menghargainya.
Ikuti terus kisah ini ya. Karena ke depannya akan lebih banyak keseruan. Terima kasih.