บท 128: I'm Envy

Untuk saat ini mungkin saja menjadi sosok yang saling menghormati adalah keputusan yang tepat. Jae begitu mencintai adiknya sampai membuat kue menangis terharu. Ah, kalau melihat keadaan beberapa hari belakangan aku jadi yakin bahwa putraku memang sudah semakin dewasa.

Jika dulu Jae menggodaku menggunakan panggilan saja maka saat ini dia bener-bener memiliki tindakan untuk itu semua. Saat ini dia sudah menjadi siswa di sekolah dasar, ini mungkin terdengar seperti sebuah pemikiran yang gila. Namun, bukankah hal yang sudah pasti kalau Jae akan sangat populer ketika di sekolah?

Dia cukup hiperaktif semenjak sang adik lahir. Atau mungkin saja putraku memang sudah seperti itu sendiri dulu karena mengikuti tingkah laku mommy-nya. Pfft, bagaimana mungkin aku mengalah fakta yang begitu nyata di depan mata? Sebelum mama dan papa memutuskan untuk selalu bertengkar di depan mataku, aku sempat menjadi anak yang cukup hiperaktif juga sedikit nakal tentunya.