Rora terus berjalan menyusuri jalanan dengan kepala menunduk, matanya kosong air matanya terus mengalir.
Dia tidak tahu arah jalan pulang, membuat dia terus menyusuri jalan. Berharap ada yang mengenalnya dan mengantarkan dia pulang.
Hati Rora hancur dia sakit dengan sikap semena-mena suaminya. Salahkah jika dia mencintai suaminya? salah? tidak.
Kesalahan terbesarnya adalah mencintai suaminya begitu tulus dan kesalahan terbesarnya adalah menyetujui perjodohan ini.
"Semakin ke sini Rora makin nggak kenal sama Mas Mars!"
Semesta seolah tahu tentang kesedihan Rora langit yang tadinya cerah berubah menjadi mendung, awan hitam dan petir yang menggelegar di langit di susul oleh hujan yang deras.
Rora terduduk dengan air mata yang terus mengalir, hatinya sakit, dia sedang tidak baik-baik saja, dia hancur! hatinya di hancurkan begitu dalam oleh suaminya.