"Kemarin aku terluka di bahu ... hanya luka sayat. Dan kau tahu? Dia sampai bergegas kemari menaiki kuda, padahal ia berada di istana. Sementara, istana itu cukup jauh."
"Astaga ... sangat romantis sekali." komentar Mavis yang mulai terpukau.
"Lalu dia marah padaku karena tidak bisa menjaga diri dengan benar."
"Dracella, itu karena duke peduli ... begitulah orang yang jatuh cinta. Duke jatuh hati padamu, itulah mengapa beliau bersikap begitu." Mavis kembali menuangkan cairan berwarna keemasan ke dalam cangkir keramik di meja. Ia tampak mengulum senyum geli. Itu semua karena ia merasa gemas dengan sikap Dracella yang tidak menyadari dengan sinyal-sinyal dari sang duke. Mungkin karena gadis bersurai keemasan itu selama ini selalu fokus dan hanya memperdulikan tentang tugasnya saja.