"Kamu masih belum kapok?" tanya Alex, pedahal Sintia sudah terlihat sangat mengenaskan saat ini, bisa-bisanya dia ingin membalas Rana.
Meskipun begitu, dalam diri Alex juga tersimpan rasa dendam, mengingat bagaimana mereka menghajarnya hingga babak belur seperti itu. Harga dirinya sebagai laki-laki merasa tersentil. Padahal dia sama sekali tidak tahu menahu dengan masalah yang terjadi antara Sintia dan Rana. Tetap saja, ada keinginan untuk membalas dalam dirinya.
"Tentu saja aku harus memikirkan cara lain, agar mereka tidak mengetahui perbuatanku," jawab Sintia.
Alex mengusap-usap pelipisnya yang memar dan terasa sakit. Di salah satu ujung bibir tampak darah yang mulai mengering, wajahnya mulai terlihat membengkak tak berbentuk. Benar-benar, sosok Alex yang gagah hilang seketika.
"Alex, kau tidak kasihan padaku? Berikan celanmu padaku, aku mohon!" pinta Sinta dengan memohon.
Pembaca setia 'Dendam Rana' yang berharga, terima kasih masih bersedia membaca kisah Rana. Ini adalah karya pertama Author di Webnovel, semua bentuk dukungan dalam bentuk komentar, stone, atau hadiah sangat berarti bagi Author.
Terima kasih :)