"Kau tidak usah marah, aku kan hanya bertanya saja. Jika kau tak suka, ya sudah aku minta maaf!" kata Marysa lalu ia menyibukkan diri dengan boneka jelek miliknya. Ku kerutkan keningku, kesal sekali rasanya mendengar ocehan anak perempuan menyebalkan itu. Baru bertemu saja ia sudah mengajak aku bertengkar, apalagi nanti jika aku berteman dengannya. Huh! Namun aku harus mencoba menahan amarahku ini, aku ingin memiliki teman. Aku tak ingin merasakan kesepian lagi. Lagipula aku sudah kehilangan empat teman akhir-akhir ini, aku tak ingin kembali merasakan hal seperti itu. Jika aku mengutamakan egoku, mungkin saat ini juga aku akan pergi kepada Mama dan Papa lalu mengadukan hal tadi kepada mereka. Hanya saja aku tak bisa melakukannya, aku ingin berteman dengan Marysa, mungkin sifatnya kini hanya perkenalan saja. Mungkin juga suatu saat nanti ia bisa merubah sifatnya.