Diederick menghampiriku setelah wanita itu keluar. Lalu dengan panik ia menanyakan tentang keadaanku, aku rasa ia melihat mataku yang sembab dan hidungku yang memerah. Aku tak ingin bercerita kepada Diederick, aku rasa ia tidak perlu tahu tentang masa laluku.
"Aku tidak apa-apa, Erick. Lupakan saja, lebih baik sekarang kita pulang, aku merasa tak enak badan," jawabku sembari mencoba untuk berdiri. Jujur, aku merasa tidak nyaman. Walaupun aku ingin sekali mengetahui semua orang di rumah ini, juga mencari tahu lebih dalam tentang ibu kandungku, namun aku merasa takut. Hal yang ku takutkan adalah Sebastiaan Veerle. Menurut cerita Ambu, saat aku baru saja dilahirkan, Sebastiaan Veerle ini pernah membawa tubuhku entah untuk apa, Ambu tidak terlalu menceritakannya. Aku takut bertemu lelaki tua itu, aku takut jika ia masih memiliki dendam terhadapku. Aku tahu keberadaanku tak pernah diakui oleh keluarga ini, maka dari itu aku harus secepatnya pergi meninggalkan Batavia.