"Heleen! Anak baik itu sepertinya sudah sangat melekat dihatimu. Apa kau menyukainya?" godaku. Aku ingin membuat anak itu tersipu malu.
"Tentu saja aku menyukainya. Heleen sangat cantik dan baik hati." Aku tercengang mendengar jawaban Holland. Anak itu berkata tanpa ragu sedikitpun.
Lalu aku tersenyum sembari mengusap puncak kepala Holland dengan lembut, "Ya, aku rasa sifat Heleen tak jauh berbeda dengan Mamanya. Dari sudut pandang mataku, Heleen adalah anak yang pandai, sama sepertimu. Hanya saja, ada sedikit perbedaan dari kalian."
"Apa itu Mama?"
"Kau adalah anak yang lebih beruntung!"
"Aku tak mengerti apa maksudmu."
"Opa dan Oma tak membiarkan kau berpisah dengan Mama dan Papa, sementara Heleen harus berpisah dengan orang tuanya. Apa kau tak merasakan itu, Anakku?" Aku mencoba untuk menghilangkan rasa sedih anakku itu, semoga saja ucapanku ini bisa membuatnya lebih ceria.
"Apa Heleen akan merasa kesepian di sana, Mama?"