"Kamu pikir aku enggak memikirkan ini terlebih dulu. Sejak Kavin menamatkan pendidikan dia diluar negeri dan kembali ke sini, aku sudah ingin memberikan dia kepercayaan untuk memimpin perusahaan. Namun kita nggak pernah memberikan kesempatan itu."
Ini benar-benar gawat bagi Elena. Sepertinya Mahendra begitu bulat untuk menyerahkan perusahaan pada Kavin. Memang dia pikir Elena tidak mempunyai hak di sini, malah Elena lah yang berhak mendapatkan semuanya. Atas kerja keras yang harus dia bayar untuk berada di rumah ini sekarang.
"Lalu bagaimana Amora, dia kan anak kamu juga. Aku minta keadilan."
Mahendra menatap istrinya yang sampai sekarang belum dia cintai, Elena hanya menjadi pengisi dalam kehidupan Mahendra yang gelap gulita kala itu. Sementara Mahendra merasa cahayanya belum kembali, dia kehilangan cahayanya. Meski Filia tidak mungkin bisa disebut sebagai cahayanya, karena sudah menodai kesucian pernikahan mereka.
"Maksud kamu?"