233
Sesampainya di rumah, Edward langsung memarkirkan motor. Kali ini ada yang berbeda dengan suasana rumah. Lampu ruang depan sudah dimatikan dan tidak terdengar suara teriakan Kevin. Setelah mengunci pagar, Edward langsung masuk ke dalam rumah.
Ketika memasuki ruang sebelah, terlihat Fayaaz sedang memakan cemilan. Rumah nampak rapih, tidak ada mainan berserakan. Edward menyimpan sesuatu yang dibawanya untuk Kevin tadi.
"Ada yang aneh? Ke mana Chiraaz?" tanya Edward.
"Sudah tidur di kamarnya," jawab Fayaaz.
"Kevin?"
"Di kamarnya juga, dia nangis habis diomel sama emaknya!" seru Fayaaz, wajahnya terlihat kesal.
"Chiraaz mengomeli Kevin? Karena apa? Tumben sekali dia begitu." Edward duduk di sebelah Fayaaz.
"Hmm, otak Chiraaz sedang pusing, Ed."
"Ada apa? Ada masalah di tempat jualan?"
Fayaaz menggelengkan kepalanya lalu menjawab, "Bukan, Ed. Tapi Eljovan, dia akan mengambil Kevin."
Dada Edward seperti dihantam ribuan batu. Matanya terbelalak mendengar penjelasan Fayaaz.