ดาวน์โหลดแอป
82.5% Menulis Ulang Takdir / Chapter 33: SIAPA YANG BERANI MEMUKULNYA?

บท 33: SIAPA YANG BERANI MEMUKULNYA?

บรรณาธิการ: Wave Literature

Anak yang tinggi itu menganggap remeh Su Jiu. Dengan galak, ia melotot kembali kepada gadis kecil itu sambil berkata, "Hei! Kami tidak ada masalah dengan anak kecil, cepat pergi! Kalau tidak, nanti aku juga akan memukulmu!"

Mendengar kata-kata itu, Sheng Tianci pun menjadi tidak senang.

'Dasar anak nakal ini! Apa dia tidak melihat ada aku di sini?'

'Berani sekali dia bilang mau memukul Xiaojiu? Mereka sungguh menganggapku remeh! Aku adalah orang dewasa!'

Sheng Tianci membentak dengan marah, "Kalian, siapa yang berani memukulnya?! Cepat katakan! Aku akan mengatakannya kepada orang tua kalian! Ayo kita lihat akan menjadi seperti apa kalian di depan orang tua kalian!"

Mendengar ancaman, anak yang tinggi itu pun sedikit menyusut. Bagaimanapun, Sheng Tianci juga orang dewasa sehingga mereka tidak akan berani memukulnya.

Sesaat setelah itu, mereka yang merasa kesal pun melampiaskan amarah kepada Rong Si. Mereka mulai menendangnya bocah kecil itu lagi.

"Anak haram! Kamu memanggil mereka ke sini? Dasar pengecut! Tidak bisa melawan kami sendirian, jadi kamu pun minta bantuan orang dewasa, iya? Memang kamu pantas dipukul!"

Melihat anak-anak itu memukul Rong Si lagi, Sheng Tianci pun segera maju dengan langkah besar. Ia kemudian menarik dan memperingatkan mereka, "Kalian ini! Sudah cukup, ya! Masih kecil tidak belajar hal-hal yang baik, malah seperti ini. Kenapa kalian begitu jahat? Apa orang tua kalian mengajari untuk memukul orang lain?"

"Memangnya apa urusannya denganmu?!" Anak yang tinggi itu membantah.

Tiba-tiba, Su Jiu menjerit, "Pak polisi! Sini.. sini! Mereka sedang memukul orang! Cepat tangkap mereka!"

'Polisi?!'

Mendengar teriakan Su Jiu, anak-anak itu pun terkejut. Secara refleks, mereka melarikan diri dengan cepat.

Setelah anak-anak itu pergi, Su Jiu segera mendekati Rong Si, ia membantu bocah kecil itu berdiri. Melihat wajah Rong Si yang kotor dan memar, ia pun bertanya, "Kakak, kamu terluka, di rumahku aku ada obat, apakah kamu mau ke rumahku untuk mengobati lukamu dulu?"

Su Jiu menjelma seperti seorang ibu yang melihat anak kecil terluka, ia tidak bisa membiarkannya begitu saja.

Mata Rong Si yang dalam menatap dan mengamati Si Jiu. Anak laki-laki itu sedikit malu-malu, ia berdiri tanpa diam di tempat.

Su Jiu menghelakan napas, ia tahu Rong Si tidak suka bicara. Selain itu, ia juga tahu bahwa anak laki-laki itu sangat suka menyendiri.

'Orang seperti ini, bagaimana bisa menjadi tokoh antagonis utama dalam novel, ya?'

Sheng Tianci menimpali perkataan Su Jiu, "Benar, kamu terluka, sebaiknya kamu mengobatinya dulu."

Rong Si menurunkan tatapannya ke tanah, merasa sedikit lesu juga sedikit malu.

Rong Si masih ingat pertama kali ketika ia bertemu dengan Su Jiu. Saat itu, Su Jiu melihat ia yang sedang memungut sampah. Kini, gadis kecil itu melihat dirinya dipukuli oleh orang. Semua itu pun membuat Rong Si khawatir tentang penilaian Su Jiu padanya.

'Apa Su Jiu bisa menyukaiku?'

Rong Si yang masih tenggelam dalam pemikirannya. Namun kemudian, anak laki-laki itu terbangun karena ucapan Su Jiu kepada Sheng Tianci, "Paman, ayo kita bantu Kakak untuk memungut botol dan kaleng yang berserakan ini."

Rong Si mengangkat matanya dan menatap Su Jiu dengan ekspresi wajah yang penuh rasa tidak percaya.

'Su Jiu tidak merasa jijik... Dia bahkan bilang mau membantuku memungut sampah-sampah ini?'

Sementara itu, Sheng Tianci merasa canggung. Ia adalah anak dari keluarga kaya yang sama sekali tidak pernah melakukan pekerjaan rumah ataupun pekerjaan kasar. Namun sekarang, Su Jiu memintanya untuk memungut sampah?

'Jika hal ini tersebar keluar, mau ditaruh mana mukaku?!'

Namun, meskipun sebenarnya enggan, Sheng Tianci terpaksa mengiyakan karena itu adalah permintaan Su Jiu. "Boleh, ayo kita bantu dia."

Su Jiu menundukkan badan kecilnya. Saat tangannya sudah akan menyentuh sebuah botol air plastik yang penuh dengan debu, Rong Si segera mengatakan, "Jangan, kotor."

Namun, Su Jiu tetap memungut botol air itu. Kemudian, ia pun mengangkat kepalanya dan tersenyum manis kepada Rong Si. "Kakak tidak takut kotor, aku juga tidak takut kotor!"

Mendengar kata-kata Su Jiu, Sheng Tianci yang berdiri di sampingnya pun merasa tersindir sebagai orang dewasa.

'Wah! Xiaojiu sungguh malaikat kecil yang baik hati!'

'Orang dengan hati sekeras apa pun, sepertinya akan tetap luluh dan kalah di depannya…'

Rong Si hanya bisa tertegun saat melihat Su Jiu membantunya memungut botol dan kaleng yang berserakan. Gadis kecil itu juga langsung meletakkannya kembali ke dalam tas goni.

Selama ini, hampir tidak ada anak-anak yang mau mendekati Rong Si, apalagi menjadi temannya. Walaupun ada anak kecil yang mau bermain bersamanya, tetapi itu juga tidak akan berlangsung lama karena mereka pasti akan dipanggil dan dimarahi oleh orang tuanya.

Para orang tua itu akan mengatakan kepada anak mereka kalau Rong Si adalah anak haram, pengemis.

Mereka juga mengatakan bahwa badan Rong Si penuh dengan bakteri karena setiap hari hanya bisa memungut sampah. Jadi, ia harus dijauhi.

Tapi Su Jiu…


Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C33
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพของการแปล
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ