Dalam rindu yang semakin pekat, mimpiku pun menghadirkan sosok orang tua yang sangat ingin kupeluk. Aku ingin berada dalam dekapan mereka. Mencicipi sarapan yang dibuat mama. Mendengar omelan papa ketika aku sulit diberitahu. Tidak terkecuali bermain bersama teman-teman juga sangat kurindukan.
Bruk!
Suara benda jatuh membuat mataku yang terpejam seketika terbuka.
"Maaf, Nona ... saya tidak sengaja. Maaf membangunkan Nona." Seorang pelayan yang berada di kamarku terlihat ketakutan. Aku juga melihat sebotol sabun berada di lantai. Ah, sepertinya itu yang dia jatuhkan.
"Tidak ada apa-apa. Ada apa kamu di sini?" tanyaku yang sudah dalam posisi duduk.
"Saya ingin mengganti sabun Nona," jawabnya setelah mengambil botol sabun yang terjatuh.
"Tapi sabun di dalam masih," sahutku sembari mengingat-ingat.
"Iya Nona. Tapi sudah harus diganti sesuai aturan Tuan."