Fahrizul dan Fahmi datang bersamaan, menaiki anak tangga berlantai, menyusuri lorong-lorong sebelum mereka memasuki kelas dan melihat Arya sedang menaruh kepalanya di atas meja. Mereka berdua sempat saling menatap, berpikir sejenak pemandangan langka seperti ini. Dan pada akhirnya memutuskan hanya mengangkat kedua bahu, tak tahu kenapa Arya bersikap seperti itu, sangat jarang sekali mereka melihatnya.
Fahrizul dan Fahmi berjalan tanpa suara, mendekati Arya. Fahmi menyenggol tangan Fahrizul, memberi isyarat agar memulai percakapan terlebih dahulu. Fahrizul awalnya menolak, mengangkat kedua tangan dan menaruh di depan dada.
"Kenapa harus aku?" tanya Fahrizul tanpa suara.
"Enggak usah banyak tanya. Buruan colek tangan Arya."
Mereka benar-benar pengecut. Mencolek tangan temannya saja harus berunding terlebih dulu.
Maaf jika ada typo atau kekurangan dalam merangkai kalimat. Thanks ^^