ดาวน์โหลดแอป
27.72% Dibalik Kegelapan yang Mencekam / Chapter 28: Surat

บท 28: Surat

"Lewat sini Tuan Putri." dengan didampingi oleh Zizi, Rose berjalan menuju tempat pelatihan Nyonya Zara.

Sesampainya gadis peri itu disana, sudah ada dua orang gadis yang sedang duduk di kursi lembut ruang pelatihan.

Gadis pertama mengenakan gaun merah tua dengan hiasan jepit rambut berbentuk bunga anggrek berwarna merah di surai peraknya. Sedangkan gadis kedua mengenakan gaun hijau yang senada dengan manik zamrudnya.

"Selamat pagi Tuan Putri." gadis kedua terlihat mempunyai sikap yang lebih ramah.

"Selamat pagi juga Nona Eliza." Rose membalas sapaan dari putri tunggal Jendral Ed itu.

"Huh. Dasar munafik." gadis bergaun merah itu mengejek.

"Ada yang ingin kau katakan Nona Leona?" Rose tersenyum dingin kepada gadis itu.

"Kalian berdua sangat munafik. Kita semua di sini adalah saingan satu sama lain. Cepat atau lambat, kita akan tersingkir dan hanya meninggalkan pemenang utama."

"Yang kalian lakukan saat ini seperti serigala berbulu domba. Berpura-pura baik saat berhadapan tetapi saling menusuk di belakang." Leona mencibir.

"Jangan kau kira semua orang memiliki sifat seperti dirimu, seekor ular beracun." Rose membalas ejekan gadis itu.

"Kau..!"

tap.. tap.. tap..

Terdengar suara orang yang berjalan semakin dekat. Nyonya Zara berpakaian rapi seperti biasanya. Sebuah buku tebal terletak dalam genggamanya.

"Selamat pagi Nyonya Zara." ketiga gadis itu menyambut serempak orang yang baru saja datang.

"Selamat pagi." Nyonya Zara menjawab sapaan mereka.

"Pagi ini, kita akan membahas kembali mengenai hasil kekuatan jiwa kalian yang telah melalui penilaian bulan lalu."

"Sebelum itu, apa ada yang ingin menguji kekuatan jiwa kalian kembali?" Nyonya Zara melirik Eliza yang duduk di kursi kedua ruangan itu.

Hening.

Tidak ada yang menjawab pertanyaan dari Nyonya tua itu.

"Aku akan menganggap kalian semua puas dengan hasil yang kalian dapatkan saat itu."

"Eliza, kekuatan jiwamu hanya menunjukan warna biru. Kau tahu apa artinya itu?" ucap Nyonya Zara.

"Saya mengerti Nyonya." gadis itu menjawab dengan suara lirih.

"Mulai besok dan seterusnya, kau tidak perlu mengikuti kelas pelatihan saya lagi." suara Nyonya Zara terdengar dingin.

"Baik Nyonya." Eliza menunduk saat menjawab sang wanita paruh baya.

Rose sedikit kagum kepada gadis cantik berambut coklat itu. Meski tidak semua, ras zeros terkenal akan kekejaman dan keganasan mereka.

Gadis itu tahu bahwa ada cara untuk meningkatkan nilai kekuatan jiwanya. Tetapi dirinya lebih memilih untuk tidak melakukan cara tercela itu.

"Tuan putri." Nyonya Zara memanggil Rose.

"Penilaian kekuatan jiwamu menunjukan hasil yang belum pernah saya lihat sebelumnya."

"Saya telah melakukan beberapa riset dan menemukan kekuatan jiwa yang Anda miliki memang sangat jarang terjadi. Selama berdirinya kerajaan zeros, hanya ada dua kasus yang pernah dilaporkan."

"Jiwa suci. Itu adalah cara bagaimana orang-orang terdahulu menyebutnya. Kekuatan jiwa milik Anda berwarna putih cemerlang yang berarti bahwa Anda bisa melakukan pengikatan jiwa terhadap kekuatan jiwa manapun. Termasuk kekuatan jiwa Yang Mulia yang menunjukan warna jiwa terkuat saat ini." nada berbicara Nyonya Zara sedikit mereda saat berbicara dengan Rose.

"Terimakasih atas penjelasanya Nyonya." Rose mengucapkan rasa syukurnya.

"Sekarang, kita akan mempelajari bagaimana cara melakukan pengikatan jiwa untuk bisa menghasilkan seorang pewaris." Nyonya Zara membuka buku tebal yang Ia bawa.

***

"Hari ini sangat panas Tuan Putri. Apakah Anda tidak ingin masuk ke dalam?" Hena berbicara untuk meyakinkan sang putri kembali ke dalam istana.

"Aku ingin beristirahat sebentar di sini."

"Apakah Zizi belum kembali?" Rose bertanya kepada pelayannya yang lain.

"Letak ruang musik cukup jauh dari sini Tuan Putri. Mungkin Zizi akan tiba beberapa saat lagi." Hena menjawab pertanyaan sang peri.

Sekarang, mereka berdua tengah beristirahat di bawah pohon besar yang terletak di halaman belakang istana. Batang pohon itu sangat besar, sayangnya pohon itu tidak memiliki daun. Hanya ada cabang pohon yang gundul.

Rose tidak sengaja menemukan halaman yang penuh dengan pohon dan tanaman mati yang tersembunyi di belakang istana saat dirinya kembali dari pelatihan melalui jalan memutar.

"Bukankah itu Zizi." Rose menunjuk ke arah titik kecil yang terbang mendekati mereka.

Dengan sayap merahnya, Zizi terbang dengan kecepatan kilat ke arah tuan yang tengah dirinya layani. Mengepak kecil saat sudah mendekati tujuanya, Zizi mendarat dengan sempurna di atas tanah.

"Ini benda yang Anda inginkan Tuan Putri." Zizi menyerahkan sebuah seruling kepada sang peri.

Rose tersenyum puas setelah memeriksa seruling yang pelayan itu bawa. Alat musik itu terbuat dari giok putih yang terasa dingin saat disentuh. Permukaanya halus dan berkilau dengan sebuah ukiran nama yang terdapat di bawah seruling.

"Aerin Vrenesia"

"Bukankah itu terdengar seperti nama permaisuri yang disebutkan oleh bibi penjahit istana."

"Apa benda ini miliknya." batin Rose.

"Bukankah sebaiknya aku menanyakanya kepada pelayan yang membawa benda ini."

gadis cantik itu sudah memikirkan metode untuk mengetahui salah satu hal yang membuatnya penasaran selama ini.

"Hena, aku sedikit haus. Tolong ambilkan air dingin untuku." Rose memberi perintah kepada pelayan bernama Hena.

"Baik Tuan Putri." Hena pergi untuk melaksanakan perintah sang peri tanpa curiga bahwa gadis itu tengah berusaha menyingkirkan dirinya dari percakapan yang akan Ia lakukan.

"Ada ukiran dibalik seruling yang tertulis nama Aerin Vrenesia. Siapa dia?" Rose bertanya kepada Zizi setelah memastikan kepergian Hena.

"Maaf Yang Mulia. Saya mengambil seruling yang salah." Zizi ingin mengambil seruling di tangan Rose tanpa menjawab pertanyaan gadis itu sebelumnya.

"Aku menyukai seruling ini." Rose menyembunyikan benda itu dibalik punggungnya.

"Saya mohon kembalikan seruling itu Tuan Putri. Saya akan menggantinya dengan seruling yang lebih baik." Zizi memohon.

"Kalau begitu katakan padaku, siapa itu Aerin Vrenesia?" Rose kembali bertanya.

Zizi ragu ingin mengatakan sebuah fakta yang menjadi tabu bagi ras zeros kepada peri cantik itu. Tetapi hidupnya dan seluruh keluarganya dipertaruhkan jika diketahui bahwa Ia tidak sengaja mengambil seruling giok milik orang itu.

Dirinya mengambil alat musik itu di ruang musik istana sehingga tidak mengeceknya dengan teliti jika ada sebuah nama yang terukir di sana.

"Dia adalah permaisuri sebelumnya Tuan Putri. Ibu kandung raja saat ini." Zizi berkata setelah terdiam selama beberapa saat.

"Lalu, kenapa kau ingin mengambilnya kembali setelah menyerahkan seruling ini kepadaku. Apakah Permaisuri Aerin meninggalkan harta karunya di seruling ini?" Rose bertanya seolah dirinya tidak tahu apa-apa.

"Bukan begitu Yang Mulia. Segala hal yang berhubungan dengan Permaisuri Aerin adalah hal yang terlarang sejak kematian sang Permaisuri."

"Raja terdahulu memusnahkam semua benda yang berkaitan dengan Permaisuri dan membunuh siapapun yang berani mengucapkan namanya." Zizi memutuskan untuk menjelaskan masalah itu.

"Apa alasanya?" Rose kembali bertanya.

"Kami juga tidak tahu Tuan Putri." Zizi menjawab pertanyaan sang peri.

"Tuan Putri." sebuah teriakan terdengar dari gadis yang baru saja mendarat dengan terburu-buru.

"Apa yang kau lakukan Hena. Dimana minumanku?" Rose sedikit kesal karena percakapanya terganggu.

"Tuan Putri, ada surat yang baru saja diterima oleh divisi komunikasi."

"Surat itu berasal dari kerajaan peri." Hena dengan terengah menjelaskan.


Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    สถานะพลังงานรายสัปดาห์

    Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
    Stone -- หินพลัง

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C28
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพงานเขียน
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    โหวตด้วย Power Stone
    Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
    Stone -- หินพลัง
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ