ดาวน์โหลดแอป
2.46% Ketika Cintamu Bersemi di Bulan April / Chapter 6: Pembicaraan Empat Mata

บท 6: Pembicaraan Empat Mata

"Ada yang bisa saya bantu?" sang laki-laki pemilik kedai itu bertanya pada Yoshimura untuk keperluannya.

Yoshimura masih terlihat gugup saat hendak berbicara di hadapan pria ini. Dia sempat heran mengapa orang-orang di dekat sini begitu baik padanya tapi, dia merasa sedikit gelisah karena sewaktu berbicara dengan pak Takizoe dan laki-laki di hadapannya ini tampak berbeda.

Pak Takizoe yang berbicara pada Yoshimura memilih gaya bahasa yang santai sedangkan pak pemilik kedai yang menyewakan penginapan ini menggunakan bahasa Tokyo yang formal.

Yoshimura tertunduk sejenak dengan muka datarnya, dia perlahan menatap dengan serius wajah sang pemilik kedai ini.

Sang pemilik kedai menunggu Yoshimura bicara sambil menyilangkan tangannya di depan dadanya sedangkan istrinya kembali ke dapur meletakkan tatakan kemudian kembali ke tokonya melayani para pembeli.

Hanya tinggal mereka berdua, ini adalah pembicaraan empat mata.

"...." Mereka saling pandang dalam diam.

"Saya Yoshimura dari Tokyo, saya mau menyewa penginapan Anda, pak." Yoshimura mengatakannya dengan serius tanpa memalingkan pandangannya sedetik pun.

"Baiklah, kau akan menyewa berapa lama?" sang pemilik kedai memberikan pertanyaan untuk memastikan anak laki-laki ini betah untuk tinggal di sini berapa lama karena dilihat dari wajahnya saja dia masih di bawah umur dan terlebih lagi datang sendirian.

"...." Tentu saja Yoshimura tidak bisa menjawabnya, dia sedang mencari jawaban pasti. Walau dia masih berpikir agak aneh sang bapak tidak menjelaskan seperti apa bentuk penginapannya tapi, yang jelas itu apartemen lah.

"Saya akan tinggal di sini sampai lulus sekolah," Yoshimura menjawabnya spontan padahal dia belum ada rencana untuk melanjutkan pendidikannya lagi sejak kabur dari kota asalnya, dia hanya ingin hidup yang damai.

"Hmm ... begitu, ya?" tampaknya sang pemilik kedai ini sedang mempertimbangkannya. Dia mengerutkan dahinya serius sambil menatap serius memfokuskan pandangannya pada alas meja dari kayu yang berwarna coklat. Jari telunjuk di tangannya juga sedang mengetuk-ngetuk meja dengan pelan.

"Baiklah," dia menjawabnya tanpa banyak bicara. Dia memberikan kunci tempat penginapannya yang dia simpan di lemari di belakang tempat dia duduk. Dia berpesan sebelum Yoshimura menerima kuncinya itu, "Di sini ada 3 kunci utama, yang dua kunci adalah cadangan. Penginapan yang aku sewakan bukan apartemen mewah melainkan apartemen kecil yang bisa muat hingga 1 atau 2 orang saja. Karena kamu datang sendirian, aku memberimu yang cukup untuk 1 orang saja." Jelasnya yang kemudian kunci apartemen itu diserahkan ke Yoshimura.

Yoshimura paham dengan penjelasan tersebut dan hendak membayar uang sewanya di muka tapi, dia ingat kalau dirinya tidak membawa uang sepeser-pun, dia hanya membawa mastercard yang berisi sejumlah uang. Jadi, bagaimana bisa dia membayarnya kalau tidak mengambil uang di ATM terlebih dahulu?

"Kenapa kau ragu?" sang pemilik kedai segera bertanya begitu melihat ekspresi Yoshimura yang terdiam gelisah.

"Um~ untuk pembayarannya bagaimana?" Yoshimura bertanya dengan muka kurang meyakinkan sementara sang pemilik kedai itu melihat anak laki-laki ini dengan tatapan remehnya sesaat. Namun, dia segera mengubah tatapannya menjadi senyum ramah kembali begitu Yoshimura sedang mencari sesuatu di tas ranselnya.

Sang pemilik kedai berpikir anak laki-laki di depannya ini tidak akan bisa membayar sewa selama setahun akhirnya dia menawarkan beberapa layanan untuknya, "Jika kau belum memiliki cukup uang untuk membayarnya, kau bisa membayarnya di akhir bulan. Tapi, jika kau benar-benar tidak memiliki uang sama sekali, kau bisa melamar pekerjaan di sekitar sini."

Mendengar kata-kata sang pemilik kedai itu, Yoshimura tergerak untuk mendapatkan pekerjaan paruh waktunya layaknya seperti seorang pelajar yang rajin. "Eh, benarkah boleh?" dia bertanya untuk memastikan.

Sebenarnya dia bukannya tidak memiliki uang tapi, dia memang tidak membawa uang tunai, dan uang tunai yang dia bawa sekarang tidak cukup karena sudah dipakai perjalanan jauh.

"Ya," jawabnya singkat dengan senyum ramah.

Yoshimura yang tertarik dengan sebuah 'pekerjaan' mencoba bertanya saat melihat orang-orang bekerja dengan baik di sekitarnya, pandangannya jadi tidak fokus lagi pada sesuatu yang dia cari di dalam tasnya, "Kalau begitu, izinkan saya bekerja di sini." Dia seperti tidak punya pilihan lain tapi dia berpikir juga, 'Bukannya ini terlalu merepotkan sang pemilik kedai? Karena beliau juga menyewakan apartemennya.'

Rasa sungkannya sungguh tak terbendung.

"Hmm ... boleh saja sih, kebetulan kami butuh beberapa pelayan di sini." Sang pemilik kedai menjawabnya dengan santai.

Yoshimura yang merasa keberaniannya berkomunikasi dan bertanya ini berhasil diterapkan, dan mendapat jawaban yang terbilang bagus, dia segera memasang senyum lebarnya.

Namun, beberapa saat kemudian.

"Eh, akhirnya ketemu juga!" seru Yoshimura yang berbicara pelan dalam gumamnya.

Begitu sang pemilik kedai hendak berdiri dan mengakhiri pembicaraan empat mata ini, Yoshimura mencegahnya, "Tunggu! Saya punya sejumlah uang di sini untuk membayarnya."

Sang pemilik kedai pun menoleh begitu mendengar perkataan Yoshimura tapi, seketika dia kaget melihat anak laki-laki yang masih di bawah umur ini memegang mastercard berwarna hitam, jelas sekali biasanya kartu debit itu hanya dipegang oleh orang-orang kaya.

Sang pemilik kedai hanya terdiam kaku setelah membelalakkan matanya sesaat.

Yoshimura dengan berat hati berkata, "Saya akan membayarnya sekarang dan bolehkah saya meminta waktunya untuk mengambil uang di ATM terdekat?"

Melihat Yoshimura yang penuh antusias, sang pemilik kedai pun hanya bisa menjawab, "Ya, silakan." Dia juga memberikan rincian pembayarannya.

*Tak disangka, rupanya anak laki-laki yang ditemuinya ini adalah orang kaya, kalau tidak mana mungkin dia bepergian seorang diri!?

....

Setelah berbincang-bincang empat mata cukup lama, sang pemilik kedai menyarankan agar Yoshimura menengok ke apartemennya terlebih dahulu.

Yoshimura segera meninggalkan kedai tersebut dan berjalan ke Hannanchou blok 3 untuk melihat tempat tinggalnya.

Dia sekarang berdiri di depan bangunan seperti rumah susun sederhana, "Inikah Apato nya?" ya, biasanya orang jepang menyebut penginapan tersebut dengan Apato.

________

Sekilas info: Apato adalah kependekan dari kata Apartment, di Jepang ini adalah rumah sewaan yang berlantai 2 atau kurang. Bangunan biasanya terbuat dari kayu dan besi baja yang ringan, oleh karena itu ketahanan terhadap gempa, daya tahan bangunan dan peredam suara bangunan lebih rendah dibandingkan mansion, ini menjadi salah satu kekurangannya. Namun, apato adalah rumah sewaan paling umum untuk mereka yang tinggal sendiri.

Denah ruangan, umumnya 1 kamar + dapur, dan ada yang 1 kamar + ruang makan, dapur, ada yang sudah termasuk peralatan rumah tangga, ada juga yang tidak. Untuk bangunan apato yang lama hanya terdapat satu kamar dengan toilet dan kamar mandi tanpa ada area lainnya. Namun akhir-akhir ini, setidaknya setiap apato memiliki dapur mini. Terlebih lagi, zaman sekarang kamar bergaya Jepang yang menggunakan tatami sudah jarang ditemukan di rumah sewaan modern, selain mansion dan apato yang sudah tua. Saat ini, umumnya menggunakan lantai kayu berkarpet.


บท 7: Ke Kedai Takoyaki

"Jadi, ini ya Apato nya, hmm ... cukup bagus juga ...." Yoshimura yang tiba di Hannanchou blok 3 segera masuk ke Apato dengan nomor rumah yang telah ditentukan. Itu adalah apartemen yang cukup untuk 1 orang saja. Di dalam apartemen itu terdapat 1 dapur dengan beberapa perabotan yang telah disediakan oleh pemiliknya dan 1 toilet yang masih bersih.

Tampaknya apartemen itu belum digunakan orang sama sekali.

"...." Yoshimura segera meletakkan barang-barangnya di lemari yang ada di dekat tempat tidur di apartemen tersebut, lemari yang besar dan itu menempel di dinding kamar. Apartemen yang bagus seperti apartemen karyawan perusahaan saja.

Ada kulkas juga rupanya ....

Tentu saja Yoshimura merasa kalau biaya sewa apartemen ini termasuk murah. Di dalam apartemen itu disebutkan di atas listrik ada sebuah memo kecil, "Tolong bayar tagihan listriknya dengan rutin."

Melihat memo itu, Yoshimura seketika menyeringai tipis melihatnya ... dan berpikir tentu saja dirinya akan membayar semua tagihan itu tepat waktu.

Dia bukanlah orang yang teledor.

Setelah bersantai sejenak di apartemen barunya, dan dirasa matahari yang menyingsing di kepala itu sudah mulai tenggelam ... di sore harinya menjelang maghrib, Yoshimura mencoba mengambil uang di ATM terdekat. Kebetulan ATM yang ada di kota ini dekat dengan pusat perbelanjaan jadi sekalian dia akan belanja barang kebutuhan untuk sehari-hari. Yoshimura masih belum menghidupkan GPS nya, padahal lebih mudah berjalan dengan menghidupkan GPS dan mengikuti rute tempat yang di tuju di google maps daripada masih mencari petunjuk yang terpampang di jalan untuk menuju jalanan yang benar.

Yang paling umum, tidak lain jalanan di Jepang sering terlihat sama jadi tidak heran seseorang atau orang asing yang baru berkunjung ke kota akan tersesat pada akhirnya.

Namun, Yoshimura mencoba mencari rute yang benar.

Perlahan tapi pasti, layaknya seperti mencari kedamaian hidup ini.

Yoshimura segera menarik tunai uangnya, sejumlah uang untuk biaya sewa apartemen dan sebagian uangnya untuk belanja kebutuhan itu.

Beberapa jam telah berlalu, rupanya Yoshimura berbelanja hingga larut malam pulang ....

Dia lupa kalau harusnya dia segera kembali untuk membayar sewa apartemennya ke kedai takoyaki itu. Akhirnya dia pulang dengan sangat tergesa-gesa.

"...."

'Hah~ untung saja kedainya masih belum tutup.' Dia berdiri kelelahan di depan kedai dengan jarak agak jauh, pintunya masih terbuka. Dia memastikan sambil melihat arlojinya yang menunjukkan jam 9 malam kalau kedai Takoyaki itu belum tutup.

Dia memastikan telah memasukkan sejumlah barang belanjaannya ke tas ranselnya tadi, agar tidak terlalu mencolok kalau dia baru pulang berbelanja. Namun, dia tidak bisa menyembunyikan belanjaan berupa bahan-bahan makanan yang dijinjingnya di tangan kirinya.

"...."

Dia segera masuk ke kedai takoyaki tersebut dan diawali dengan kaki sebelah kanan yang memasukinya ....

"Permisi ...."

"Ara-ara~" sang istri pemilik kedai itu segera menyambut Yoshimura dengan senyum anggunnya, dia perlahan mendekati Yoshimura yang hendak berjalan ke arahnya.

"Ano ...."

"Ara~ kamu ke sini lagi ...." Ucapnya dengan senyum lembut.

"Um, ya, saya ingin membayar biaya sewanya."

"Oh~ kalau begitu silakan masuk menemui suamiku, kamu bisa membicarakannya di dalam." Dia mempersilakan Yoshimura untuk segera masuk menemui suaminya di ruang tamu yang sama seperti dia pertama kali tiba di sini.

"Ah, terima kasih." Ucap Yoshimura dengan sedikit membungkuk sebagai sikap sopannya.

Suami pemilik kedai itu tetap tersenyum anggun menyambutnya.

Namun, tampaknya sang pemilik kedai sedang berbincang-bincang bersama orang lain di ruangan itu jadi terpaksa Yoshimura menunggunya di luar ruangan tidak nyelonong masuk.

"...."

Sambil duduk menunggu, Yoshimura melihat kedua wanita yang ada di dalam kedai itu sedang membereskan kedainya, dia berpikir ... 'Apa mungkin kedai akan segera di tutup?'

Namun, merasa pembicaraan itu terdengar agak lama, Yoshimura akhirnya beranjak dari tempat duduknya dan mencoba membantu para wanita yang beres-beres di kedai ini.

"Ada yang bisa aku bantu?" tawar Yoshimura dengan memasang senyum riangnya.

"Ah, kamu kan tamu kehormatanku ... cukup duduk saja di sana hingga suamiku selesai berbincang dengan orang lain." Ujar sang istri pemilik kedai tersebut.

"Ah~ tidak apa-apa kok, lagian saya tadinya sudah bilang kalau suatu saat ingin bekerja paruh waktu di sini." Yoshimura menjelaskannya dengan penuh inisiatifnya.

"Oh ya, benarkah?" tanya sang istri pemilik kedai itu dengan heran.

"Apa nyonya tidak diberitahu oleh suami Anda?" tanya Yoshimura memastikan, atau mungkin mereka berdua walau suami-istri masih saling menyembunyikan sesuatu?

"...."

Yoshimura hanya ingin membantunya beres-beres.

Beberapa saat kemudian, kedai sudah sepi dan sang istri pemilik kedai itu hendak menutup tempatnya. Yoshimura yang di rasa sudah selesai membantunya beres-beres segera menemui sang pemilik kedai. Dia sempat bersalipan dengan orang yang baru saja keluar dari ruang tamu.

Rupanya dia mas-mas dengan pakaian bewarna hitam yang berpenampilan keren. Rambutnya di cat agak pirang dan dia tampak gaul.

"Siapa dia? Mencolok sekali ...." Dalam hati Yoshimura berkata sambil melihatnya. Orang yang baru saja keluar itu sempat melihat Yoshimura sekilas dengan tatapan dinginnya dan tangan kirinya terlihat memegang banyak uang yang kemudian dia masukkan ke saku kantong jaketnya.

Jauh di sana dia segera membuka pintu kedai dengan keras dan menutupnya dengan keras juga, kedua wanita yang ada di kedai itu hanya terdiam membisu.

Melihat pemandangan itu, Yoshimura sekilas mengingat masa lalunya ....

Namun, dia segera menggelengkan kepala dan tidak ingin mengingat dirinya yang dulu lagi.

Begitu sang pemilik kedai mendengar langkah kaki yang lain yang ada di luar pintu ruangan yang tidak lain adalah milik Yoshimura, dia berkata "Silakan masuk!" serunya dengan muka agak kesal. Dia berpikir siapa sih orang yang malam-malam bertamu setelah orang yang tadi? Dia merasa hari ini banyak tamu di rumahnya, dia menjadi agak tidak senang karena dirasa tidak banyak memiliki waktu santai.

"Ya," jawab Yoshimura dengan santai dan dia masuk sambil memunculkan kepalanya lebih dulu.

"Oh! Kau!"

"Ya, pak, saya ke sini untuk membayar sewanya."

"Ah~ sudah kubilang tidak perlu terburu-buru."

Setetika kehadiran Yoshimura itu mengubah suasana ketegangan yang ada di ruangan ini.

Yoshimura segera menyerahkan sejumlah uangnya di atas meja, dan sang pemilik kedai segera menghitungnya.

Kira-kira ....

Apa yang terjadi di kedai ini beberapa jam yang lalu?

________

To be Continued


Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    สถานะพลังงานรายสัปดาห์

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C6
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพงานเขียน
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    โหวตด้วย Power Stone
    Rank 200+ การจัดอันดับพลัง
    Stone 0 หินพลัง
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ

    tip ความคิดเห็นย่อย

    คุณลักษณะความคิดเห็นย่อหน้าอยู่ในขณะนี้บนเว็บ! เลื่อนเมาส์ไปที่ย่อหน้าใดก็ได้แล้วคลิกไอคอนเพื่อเพิ่มความคิดเห็นของคุณ

    นอกจากนี้คุณสามารถปิด / เปิดได้ตลอดเวลาในการตั้งค่า

    เข้าใจแล้ว