Zarina mengerikan bahunya, terlihat acuh. "Dia tidak akan mengerti apa yang kita katakan. Selain itu, aku sudah mengambil suaranya, apa lagi yang kutakutkan?!" tapi, dia salah. Aku mengerti semua perkataan dan bahasa yang mereka gunakan. Meski aku belum terlalu bisa jika harus menuliskan kata-kata itu menggunakan aksara mereka, tapi aku bisa berbicara bahasa mereka dan memahami semua perkataan mereka.
Laki-laki itu melemparkan padaku potongan kue yang dia bawa seperti sedang memberi pakan merpati. "Jika dia benar-benar bisa melihatnya, dia bisa menjadi penghasil uang untuk kita" aku tidak menyukai tatapannya padaku. Dia terlihat berencana ingin memanfaatkanku untuk mendapatkan uang dengan menjual bunga itu.