ดาวน์โหลดแอป
7.35% Anak Pertama / Chapter 5: Terjebak

บท 5: Terjebak

JANGAN LUPA KASIH EMAK VOTE YA ANAK ANAK KESAYANGAN EMAK, EMAK SAYANG BANGET SAMA KALIAN.

IGEH EMAK JUGA DI FOLLOW DI : @REDLILY123.

SELAMAT MEMBACA, EMAK SAYANG KALIAN.

“Lepaskaaaannn… akkhhh!” Selena benar benar tidak bisa bernapas, air matanya menetes pada pipinya akibat rasa sesak di lehernya, pria itu dengan tega menekannya dengan kuat tanpa belas kasihan. Bahkan matanya memperlihatkan amarah. “Kumohon….,” ucap Selena.

Namun, itu menatap mata hati Alex. Dia tetap mencekik Selena dengan satu tangannya. Punggung Selena beradu dengan dinginnya dinding, dia mulai merasa pusing, kepalanya terasa panas dan tidak ada lagi oksigen yang bisa membuatnya bertahan.

Dddrrttttt….. Sampai dering ponsel milik Alex menghentikan kegiatannya. Pria itu langsung melepaskan cekikannya, hingga Selena langsung tertunduk di lantai sambil menangis.

“Hallo?”

“Alex, ini Bibi Diane. Bibi akan tiba di rumahmu saat makan malam, Bibi harap kau menyiapkan penampilan terbaik istrimu supaya aku bisa menilainya. Aku masih punya utang pada kedua orangtuamu agar mendapatkan pendamping yang baik.”

“Aku paham, Bibi.”

“Jangan mengira Bibi tidak peduli padamu, Bibi hanya sibuk di sini. Kau hidup dengan baik bukan?”

“Tentu, Bibi.”

“Maaf tidak datang ke pernikahanmu, Pamanmu tidak enak badan. Sekarang saja dia tidak ikut.”

“Tidak masalah untukku, hati hati di jalan. Akan aku siapkan makanan kesukaanmu, Bibi,” ucap Alex kemudian menutup telpon.

Dia menghembuskan napasnya dan berjongkok di depan Selena yang sedang menangis dalam kesunyian. Dirinya terlihat mengerikan, apalagi dengan cat hitam yang mengotori tubuhnya.

“Dengarkan aku,” ucap Alex.

“Aku tidak bersalah.” Selena merintih pelan, dia menggeleng. “Bukan aku.”

“Dengarkan aku!” teriak Alex sampai akhirnya dia menjambak rambut Selena hingga perempuan itu mengadah dan menangis kembali. Dirinya memang sudah terbiasa diperlakukan kasar, tapi tidak sejauh ini. “Bibiku akan datang saat makan malam. Kau akan berdandan dengan rapi, memperlihatkan yang terbaik, termasuk menutup kesedihan dan lebam di lehermu. Paham?”

Selena mengangguk dengan bibir mengatup menahan isakan. Membuat Alex melepaskan kasar jambakannya. “Kau terbiasa dengan rasa sakit itu bukan? aku tau kau tidak pernah diinginkan keluargamu, jadi jangan harap kau akan mendapatkan perbedaan saat tinggal denganku.”

Alex berdiri dan merapikan jasnya. “Jika kau menyakiti kekasihku lagi, kau akan lebih menderita dari ini.”

Yang mana membuat Selena mengadah menatap manik Alex.

“Kenapa?” tanya pria itu. “Kau akan mengadu? Memangnya siapa yang peduli padamu?”

***

Selena mengunci dirinya sendiri di ruangan itu, dia benar benar merasa tidak diinginkan. Dia ingin mengakhiri hidupnya saat ini juga, tidak pernah ada yang mendengarkannya, termasuk cerita bagaimana dirinya bisa menampar Natalie.

FLASHBACK.

“Kak? Kenapa pergi tanpa pamit?”

“Aku harus bekerja, Natalie. Para investor yang mendanai pameranku tidak mau memamerkan karyaku yang sebelumnya, jadi aku mengganti temanya.”

“Tapi aku sedang sakit, Kak. Aku ingin kau merawatku seperti dulu,” ucap Natalie dari belakang sana. Matanya menatap tajam punggung Selena, dimana wanita berumur 30 lebih itu tengah melukis tanpa mempedulikannya. “Kak.”

“Diamlah, Natalie. Aku juga bekerja untuk kedua orangtua kita.”

“Kakak hanya ingin menghindar dariku ‘kan? Kakak kesal karena harus menikahi kekasihku dan menjadi istrinya sampai aku sembuh?”

“Tidak, Nat. aku hanya ingin kau meninggalkanku dulu sekarang, aku benar benar sibuk,” ucap Selena mencoba focus pada lukisannya.

Diia benar benar kesal karena orang orang yang mendanainya itu tidak mau memamerkan karyanya jika bukan dengan lukisan yang mereka inginkan. Itu alasannya Selena sedang dalam masa sulit sekarang.

Jika mereka mengira Selena itu menumpuk uang banyak, jawabannya salah. Dia memiliki uang, tapi tidak sebanyak yang orangtuanya perkiraan.

“Natalie, kau seharusnya ada di rumah sakit. Kembalilah, supaya kau cepat sembuh dan menikah dengan kekasihmu,” ucap Selena dengan lembut dan tulus.

Namun disalah artikan oleh Natalie.

“Kakak benar benar membenciku kan? Kakak kesal denganku?”

“Demi Tuhan, aku tidak membencimu.”

“Maka berhenti melukis,” ucap Natale kesal, dia mengambil ember cat hitam kemudian melemparnya pada Selena hingga mengenai kanvas itu.

BYUR! Suara tumpahan, membuat Selena menatap tidak percaya pada Natalie. “Apa yang kau lakukan?” ucapnya menahan amarah sambil perlahan berdiri.

Natalie mengangkat dagunya. “Berhenti mengacaukanku, bukan salahku hidupmu menyedihkan, Kak.”

PLAK!

FLASHBACK END.

****

“Selena, apa kau baik baik saja?” tanya sang penjaga yang mencoba untuk masuk ke ruangan melukis.

Namun, Selena tidak menjawab. Dia sibuk berfikir sendirian, dirinya menarik napasnya dalam dan membuka ponselnya. Melihat saldo tabungan yang dia miliki, kemudian bergumam, “Aku tidak punya utang, tabunganku banyak, aku bisa pergi,” ucap pikiran pendeknya.

Yang Selena inginkan saat ini hanyalah pergi dari sini. “Natalie memiliki orang yang disayangi, aku tidak diinginkan,” ucapnya yang meyakinkan diri untuk memesan sebuah tiket ke luar kota.

Setidaknya di sana Selena bisa memulai semuanya dari awal, dengan memiliki bakat dan lulusan S2 seni, dirinya tidak akan kelaparan.

“Aku akan pergi,” ucapnya kemudian berdiri.

Tanpa mempedulikan tubuhnya yang kotor, Selena berdiri dan keluar dari ruangan itu.

“Selena, kau mau kemana? Selena,” panggil penjaga itu.

Namun Selena tidak menghiraukannya, dia menaiki lift untuk keluar dari gedung itu. Dia juga memesan taksi online dan menunggu di sana. Tanpa mempedulikan tatapan orang orang, yang bertanya kenapa wanita cantik itu dipenuhi oleh cat di tubuhnya.

Sampai ada notifikasi masuk yang menandakan kalau dirinya ditolak untuk menjadi penumpang di pesawat mereka.

“Apa yang terjadi?” gumam Selena.

Sampai dia mendapatkan telpon dari nomor asing.

“Hallo? Siapa ini?”

“Nyonya Selena, saya sekretaris pribadi Tuan Alex. Untuk sementara tabungan anda akan dibekukan. Dan anda akan memakai uang dari Tuan Alex. Saya akan menyerahkannya nanti sore jika anda sudah pulang.”

“Apa?” tanya Selena tidak percaya.

“Tuan juga akan menyediakan kendaraan antar jemput untuk anda, dan anda akan dijemput sebelum jam makan malam untuk bersiap di sini.”

Selena terkekeh, dia mematikan telponnya dan memijat keningnya. Seharusnya dia tau diri kalau dirinya tidak akan pernah bisa kabur dari keadaan ini.

Apalagi di sisi lain, Natalie tengah memeluk Alex dan mengatakan, “Tolong buat kakakku tetap di sini, dia biasanya selalu ingin pergi jika bertengkar hebat dengan Mama. Tolong jangan biarkan dia pergi dariku, Alex.”

Dan sang kekasih hatinya itu mengangguk, membubuhkan kecupan di puncak kepala Natalie sambil berkata, “Dia akan berada di sisimu selama yang kau inginkan, Sayang. tidak ada yang bisa menolak keinginanmu, bahkan Kakakmu sekalipun. Tenanglah, dan terlelaplah.”

“Terima kasih, Alex. Tolong buat dia tetap di sisiku ya, aku sangat menyayanginya.”

Alex menyeringai, dan berkata dalam hati, “Wanita itu tidak pantas disayangi, tidak aneh kenapa semua anggota keluarga membencinya.”

***

TO BE CONTINUE


Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    สถานะพลังงานรายสัปดาห์

    Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
    Stone -- หินพลัง

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C5
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพงานเขียน
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    โหวตด้วย Power Stone
    Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
    Stone -- หินพลัง
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ