ดาวน์โหลดแอป
2.33% Dia Imamku. / Chapter 9: Rasa kecewa mengalahkan semuanya

บท 9: Rasa kecewa mengalahkan semuanya

"Sinta pun bergegas untuk kembali ke kampus dan menemui Dita sesampainya di lingkungan kampus Sinta tanpa basa-basi masuk ke kelas.

"Aduh cuacanya diluar sangat panas sampai gosong gini mukaku," ucap Sinta kepada Dita yang tengah duduk di bangku.

"Iya sih memang udara sekarang seperti panas sekali apalagi ini tengah hari bolong Sinta," ucap Dita kepada Sinta.

"Sebenarnya ini tuh tidak terlalu panas tapi tadi aku harus menunggu si Feri itu dia datang lambat gitu loh, padahal aku sama dia sudah bikin janji tadi jadi gosong gini kan mau ke aku," ucap Sinta dengan nada kesal.

"Yaelah berapa minggu atau berapa bulan atau berapa tahun sih kamu menunggu si Feri kan cuman berapa menit gitu aja ngeluh sin-sin," ucap Dita kepada Sinta.

"Iya sih tapi kan aku cewek secara gitu dia kan cowok nah abis itu dia naik mobil lagi ya harusnya tepat waktu lah masa iya aku duluan yang datang daripada dia kan jadi males," ucap Sinta kepada Dita.

Di tengah-tengah percakapan mereka berdua tiba-tiba ada seorang cowok yang datang menghampiri mereka.

"Hai boleh gabung enggak sih?" tanya pemuda itu.

"Iya boleh kok gabung aja kenapa nggak," jawab Dita kepada pemuda itu.

"Kenalin nama aku Dimas aku tuh baru perpindahan dari luar terus aku di sini belum mempunyai teman jadi bisakah aku gabung sama kalian supaya ya jadi teman aku gitu loh," ucap Dimas kepada Dita dan Sinta.

"Ya ampun yang kemarin diberitakan ada mahasiswa baru itu kamu? mahasiswa perpindahan gitu maksudnya," ucap Sinta kepada Dimas.

"Iya jadi sebenarnya aku tuh perpindahan gitu jadi aku pindah itu karena orang tua aku juga pindah pekerjaan dan dipindahkan di tempat ini seperti itu," jawab Dimas kepada Sinta.

" Iya sebenarnya kamu boleh kok gabung sama kita kan kita welcome aja sih sebenarnya dan tidak memilih teman," ucap Sinta kepada Dimas.

"Iya kok boleh kok gabung kita juga tidak pernah memilih-milih teman kan Shinta," ucap Dita kepala Dimas.

"Iya kalau kayak kita gabung tinggal gabung aja sih jadi gimana kuliah kamu di sana sama enggak sih enaknya sama Di sini Sinta kepada Dimas.

"Iya kalau menurut aku sih enak di sini ya daripada di sana banyak perubahan banyak perbedaan dan banyak kenal teman sih kalau di sini," ujar Dimas.

"Ya semoga kamu betah kuliah di sini dan memahami semua watak-watak di jurusan yang ada di sini oke," ucap Sinta kepada Dimas.

"Iya semoga saja sih seperti itu jadinya kan enak kalau aku sudah mengetahui bagaimana watak-watak dosen yang ada di fakultas ini," ujar Dimas kepada Sinta.

"Eh, nama kamu Sinta ya?"tanya Dimas kepada Sinta

Iya nama aku Sinta emangnya kenapa?" Sinta menjawab dan kembali bertanya kepada Dimas.

"Ya sebenarnya tidak kenapa-kenapa sih cuman ya cantik aja gitu hehehe ucap Dimas kepada Sinta.

"Ya ampun kamu ya, padahal kita baru saja bertemu terus kamu berani dong bilang gitu sama aku ya ampun Dimas Dimas gimana sih kamu," ucap Sinta kepada Dimas.

"Cie lah baru aja ketemu baru beberapa menit yang lalu, ya tapi berani ngungkapin itu ke Sinta Woi gokil sih," ucap Dita kepada Dimas.

"Eh ya ampun padahal aku cuman bilang cantik tapi heboh ya ternyata seperti itu ya kita hahaha Kenapa sih, ucap Dimas.

Dimas kamu pengen lebih kenal dan lebih dekat lagi sama Sinta atau bagaimana sebenarnya karena pergerakan kamu sudah mencurigakan," ucap Dita kepada Sinta.

"Mencurigakan emangnya aku apaan? Emangnya aku ninja?? Aku maling??" ucap Dimas kepada Sinta.

"Ya ampun bukan itu maksud aku Dimas cuman kamu itu mencurigakan gitu loh, karena aku kan baru kenal kamu terus kamu berani-beraninya kamu bilang cantik didepan aku gitu," ucap Sinta kepada Dimas.

"Eh sini ya aku bilangin sama kamu Sinta, jadi tidak selamanya pemuda itu mengagumi dirimu dari penampilan atau cantik parasmu gitu ujar Dimas kepada Sinta

"Iya sih sebenarnya gitu cuman kayaknya sih aku yang terlalu berfikir negatif kepada cowok-cowok di luaran sana," ucapkan Sinta kepada Dimas dan Sinta

"Tapi sih ya menurut aku sih kamu memang cantik dan pintar untuk bergaya apalagi di foto," ucap Dimas.

"Iya sih kok kamu tahu kalau aku sering foto jadi aku banyak bergaya di fotoku hayo, sebebarnya aku tidak merasa cantik dan sebenarnya aku tidak merasa pling sempurna Dimas," ucap Sinta dengan nada lemas.

"Tapi sumpah deh memang kamu bener-bener cantik anggun dan bersih. Hehehe ucap," Dimas kepada Sinta.

"Halah ya udahlah Kamu kalau ngomong suka ngawur sih Sinta," ucap Dita.

Tidak berselang lama kemudian Dimas mengajak Sinta untuk pulang bersama-sama dia.

"Izinkan aku ya yang belum banyak tahu tentang teman-teman di sini bolehkah aku mengantarkanmu pulang ke rumah? karena aku pengen tahu kamu keluargamu hehe ya Sin," ucap Dimas kepada Sinta.

"Ya ampun tidak usah repot-repot kali ngapain sih kamu? soalnya aku tuh bisa kok pulang sendiri tenang saja,"

ucap Sinta begitu santai ketika Dimas menawarkan untuk mengantarkan pulang Sinta.

"Aku cuma mau mengantarkan kamu tapi kalau memang maunya pulang sendiri kamu yang hati-hati ya di jalan soalnya sekarang rawan," ucap Dimas.

"Wah terima kasih ya Dimas sudah mau berniat untuk mengantarkan aku pulang," ucap cinta kepada Dimas.

"Eh, kok malah berterima kasih sebenarnya aku tuh pengen kenal Siapa kamu Siapa keluargamu gitu loh kok malah terimakasih Sin Sin ujar Dimas kepada Sinta.

"Oh iya, Dit kamu mau langsung pulang aku antar atau gimana atau ada yang jemput kamu soalnya aku tahu sih kamu susah banget untuk jalan iya kan? kata Sinta kepada Dita.

"Ya bantuin aku ke depan lah nanti aku ada yang jemput kok suruhan ibu aku hehe ucap Dita.

"Ya sudah sini ayo aku bantu kamu buat berjalan ke depan," kata Sinta.

Sinta dan Dita pun beranjak keluar dari kelas dan menunggu Ibu Dita untuk menjemput Dita dan setelah beberapa menit berlalu Ibu Dita datang untuk menjemput Dita yang sedang menunggunya di depan kampus.

"Sinta jemputan aku sudah datang Jadi aku duluan ya kamu hati-hati di jalan Soalnya kan kamu lagi sendirian pulang ke rumah," ucap Dita kepada temannya itu.

"Tidak, tenang saja kan aku biasa pulang sendiri kamu tuh sebenarnya hati-hati tapi kamu tuh masih belum sembuh total tapi kamu sudah ngeyel mau ke kampus," ucap cinta kepada Dita.

"Sudah aku pulang dulu ya dah," ucap Dita kepada Sinta.

Sinta pun bersiap untuk pulang ke rumah tapi tiba-tiba Dimas menarik tangan Sinta.

"Kamu kenapa sih Dimas sakit tau kamu narik tangan aku tidak dengan hati ya ih," ucap Sinta kepada Dimas.

Sinta pun merasa pergelangan tangannya sakit karena ditarik oleh Dimas pada saat itu.

Bersambung


Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    สถานะพลังงานรายสัปดาห์

    Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
    Stone -- หินพลัง

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C9
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพงานเขียน
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    โหวตด้วย Power Stone
    Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
    Stone -- หินพลัง
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ