ดาวน์โหลดแอป
1.81% Dia Imamku. / Chapter 7: Wanita sederhana

บท 7: Wanita sederhana

Sebenarnya Sinta penasaran dengan yang menelpon tadi tapi dia menghiraukannya lagi karena Ibunya telah memanggilnya.

"Iya Bu ada apa kok manggil Sinta," ucap Sinta kepada Ibunya.

"Hehe Ibu kira kamu belum bangun tadi, jadi Ibu panggil kamu deh hehe," kata ibunya kepada Sinta.

"Sudah dari tadi Sinta bangun Bu kan mau bantu Bapak dan Ibu bungkusin tempe hehe," ucap Sinta kepada Ibu tercinta nya itu.

"Ya sudah ayo sini bantuin Ibu yang lain buruhnya Bapak lagi kerja yang lain dan alhamdulillah kamu sudah bangun kan jadi agak ringan," ujar Ibunya kepadanya.

Sinta pun duduk dan membantu pekerjaan Bapak dan Ibunya hingga berjam-jam dan tiba-tiba waktu menunjukkan sudah jam Sinta pergi ke kampus.

"Bu Sinta tidak bisa membantu ibu lama ya karena harus ke kampus" ucap Sinta.

"Iya nak tidak apa-apa ya sudah kamu siap-siap pergi ke kampus saja karena Ibu tidak mau sampai kamu terlambat ya," ujar Ibunya kepada Sinta.

"Ohh iya Bu, Ibu bilang kan kemarin itu kalau mau nitipin sesuatu itu buat Bapak Heri," ucap Sinta.

"Iya nanti kalau sudah selesai kamu bersiap-siap dan sudah mau berangkat nanti Ibu kasih kan ke kamu ya," ucap Ibunya itu.

"Ya sudah Bu aku pergi ke kamar dulu ya," Kata Sinta.

Sinta beranjak dari tempat duduknya dan bergegas pergi ke kamarnya untuk mengambil handuk.

"Aku yang lemah tanpa mu aku yang rentan karena huu," Sinta bernyanyi dengan pelan dan sambil mengambil handuk di kamar.

Belum selesai Sinta menghabiskan lirik lagunya tiba-tiba Bapak Sinta menyambung.

"Lemah apa hayo, tanpa siapa sih uh anak gadis Bapak ya sudah cinta-cinta hayo," ucap Bapaknya yang tidak sengaja lewat di depan kamar Sinta.

"Hehe Bapak, ah apa sih Pak kan Sinta cuman nyanyi aja lo," jawab Sinta kepada Bapaknya.

"Katanya Ibu kamu mau berangkat ke kampus eh pas Bapak liat kamu lagi asik nyanyi haha," ucap Bapaknya dengan tertawa dan pergi meninggalkan kamar anak tersayangnya itu.

"Iya Pak ini sedikit lagi mau mandi aku, terus cuss ke kampus hehe," jawab Sinta.

Sinta pun pergi ke kamar mandi dan sekitar 20 menitan Sinta keluar dengan mengusap rambutnya.

"Ehh sudah selesai ya mandinya kok cepet banget," ucap Bapaknya yang tak sengaja lewat.

"Padahal aku mandinya lama loh Bapak aja yang mondar mandir Pak," ucap Sinta.

"Hahhaha ya sudah cepat sana ganti baju katanya mau ke kampus kamu," ucap Bapaknya kepada Sinta.

"Siap Pak komandan hehe," jawab Sinta dengan tersenyum.

Sinta pun bersiap-siap untuk berangkat ke kampus dan memanggil Ibunya.

"Bu ..." Sinta memanggil Ibunya.

"Iya nak, ada apa?" tanya Ibunya kepada Sinta.

"Yang mau di titipkan ke aku mana Bu, ini aku sudah siap berangkat ke kampus Bu," ucap Sinta kepada Ibunya.

"Ohh iya kamu tunggu di luar saja nanti Ibu bawa ke situ ya, masih ibu packing tempenya," ujar Ibunya kepadanya.

"Iya Bu kayak nya sih kalau menurut aku, tidak usah dengan tahu Bu takutnya ngab terus bau kalau di taruh di bagasi motor," ucap anak gadisnya itu.

"Eh tidak di letakkan di bagasi tapi di letakkan di dalam kardus supaya kan rapi tahu dan tempenya sudah Ibu tata jadi kamu tinggal tunggu saja di motor ya," ucap Ibunya.

"Oalah iya Bu aku mah mana-mana aja kalau memang aman begitu ya terserah Ibu ya," ucap Sinta sambil berjalan ke depan rumahnya.

Setelah beberapa menit menunggu, Ibunya pun datang dengan membawa kardus yang berisikan tahu dan tempe untuk Bapak heri.

"Ini sudah Ibu packing jadi nantinya tinggal di ambil deh sama orangnya ya, nanti yang ambil Feri ya nanti Ibu kasi nomor kamu ke dia dan kabari dia," Kata Ibunya itu kepada dirinya.

"Oke Bu, Ibu aja yang ngatur nanti aku yang bawa barang ini, Bu Sinta berangkat dulu ya Assalamualaikum Bu," Ucap Sinta.

Sinta pun bergegas ke kampus dengan membawa titipan Ibunya yang ingin di berikan untuk Bapak Heri.

Setelah beberapa menit menempuh perjalan ke kampus akhirnya Sinta sampai di tujuannya yaitu kampus.

Sinta terkejut ketika memarkir motor miliknya dia melihat Dita datang ke kampus dengan menggunakan tongkat.

"Dit kamu kan masih sakit kenapa memaksakan harus datang ke kampus, di tambah keadaanmu yang masih seperti ini harusnya kamu beristirahat total," ucap Sinta kepada Dita.

"Tenang-tenang aku sudah tidak kenapa-kenapa, ini juga lagi belajar untuk berjalan menggunakan tongkat seperti ini," kata Dita.

"Ya tapi kan aku sebagai teman kamu jadi merasa khawatir Dit kalau kamu memaksakan harus datang ke kampus gini," ucap Sinta kepada Dita.

Sinta pun membantu Dita untuk berjalan dan membantunya masuk ke dalam kelas pembelajaran, tetapi tiba-tiba Dita bertanya kepada Sinta.

"Eh eh eh tunggu-tunggu itu yang ada di motor kamu apa sih Sin kok kayak kardus besar gitu terus kamu tinggal masuk kelaa lagi waduh," ucap Dita kepada Sinta.

"Ohh itu tuh titipan Ibu aku katanya sh ada temannya Ibu aku mau tempe dan tahu dan itu aku bawa karena sih anaknya yang mau ambil itu," jawab Sinta kepada Dita.

"Hah siapa anaknya? Kamu memangnya kenal sama anaknya itu? Terus kamu tinggal gitu aja uh gak takut kalau tiba-tiba hilang mana kayaknya sih itu banyak banget lagi," ujar Dita kepada Sinta yang tengah membantunya berjalan.

"Tenang di sini aman kok, semoga aja sih ya enggak hilang hehe, tapi kayaknya sih memang aman kalau menurut aku sih,"ucap sinta kepada Dita.

"Iya aman, aman kalau enggak ada maling ya, hati-hati saja kamu jangan sampai hilang, kasian anaknya temannya Ibu kamu pas mau ambil eh enggak ada," ucap Dita dengan tertawa.

"Iya hahaha, kamu kenal enggak sih Dit, namanya tuh Feri Bapaknya namanya Pak Heri, aku saja baru melihat dia kemarin pas dia main kerumah aku," kata Sinta.

"Eh namanya kayak enggak asing deh dan sepertinya aku kenal sama Feri itu, dia ciri-cirinya gimana sih Sin?" tanya Dita kepada Sinta.

Sinta pun menjelaskan semua ciri-ciri yang di miliki oleh Feri anak dari teman Ibunya itu.

"Jadi yang aku lihat kemarin itu ya si Feri itu orangnya tinggi, ganteng, putih dan sepertinya sih orangnya sopan giti sih Dit," ucap Sinta kepada Dita.

"Yaelah masa iya yang kamu sebutin semuanya itu kebaikannya sih haha, ah aku makin curiga ini sama kamu Sin," ucap Dita kepada Sinta.

"Ya ampun mana ada sih, malah ya yang aku pikir itu si dia yang suka sama aku karena aku kan kemarin nyuci motor ya eh terus dia ngeliatin aku gitu loh,"

"Terus jadi kamu salah tingkah kan haha di liatin cowo ganteng, hayoo ngaku kamu haha, ucap Dita kepada Sinta.

Mereka berbicara sangat banyak dan tertawa bersama dengan bahagia.

Bersambung


Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    สถานะพลังงานรายสัปดาห์

    Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
    Stone -- หินพลัง

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C7
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพงานเขียน
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    โหวตด้วย Power Stone
    Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
    Stone -- หินพลัง
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ