Tiba di kamar, Hanjo merasa ada yang menggelayut di punggungnya. Lembut dan hangat. Lehernya dikalungi dengan pagutan dua tangan. Tidak terlalu berat. Ia meruskan langkah seakan tidak menyadarinya. Melewati ruang tamu, ruang meja dan lemari, lalu sampai di ruang berisikan tempat tidur.
Sampai di ujung spring bed ia membalikkan badan. Dengan gerakkan cepat Hanjo melepaskan balutan tangan di lehernya sambil mencondong tubuh ke belakang. Dengan sedikit ayunan gerakan, beban di punggung pun terlepas. Jatuh.
Terdengar pekikan. "Aduhh! Sakiittt!"
Hanjo menahan tawa. Bukan keluhan yang jujur. Jatuh ditampung spring bed kualitas terbaik dipastikannya tidak menyakitkan. Mungkin malah terasa bagai jatuh ke pelukkan. Lembut membalut.
Hanjo duduk di kursi di sisi meja kaca memandangi yang barusan terjatuh. Inge menggerak-gerakkan kepala dan tangan. Seakan ada yang sakit.
"Sakit apa capek?" tanya Hanjo mencibir.