"Kamu sudah melakukannya." Benget berpapasan dengan Mady dalam perjalanannya menuju pintu depan.
Dan Mady tidak bisa berdebat dengannya di sana. Tidak ada pukulan yang lebih menyakitkan dari raut wajah Benget. Tidak ada tendangan yang akan menyamakannya dengan pengakuan Benget bahwa berada di tim bersamanya berarti lebih dari sekadar masa depan bersama. Tidak ada tamparan yang bisa menyengat seperti Benget berjalan keluar, suara gemerincing gema menggema setiap bagian seperti ledakan granat, membunuh setiap kesempatan masa depan yang sangat dia inginkan.