Malah lebih hebatnya lagi, Nyi Ratih Kumala berani menerjang ke arah lawan meskipun hal itu bisa disebut merupakan tindakan bodoh dan sangat nekad.
Tongkat merah yang tergenggam erat di tangan kanannya menyodok ke arah kosong. Serangan itu menyasar ke bagian dada. Jika terlambat bergerak, maka lawan akan terkena sodokan maut tersebut.
Namun si Harimau Besi juga bukan tokoh sembarangan. Melihat tindakan nekad yang dilakukan oleh lawan, dia sudah tahu kalau wanita tua itu mempunyai sebuah kepandaian yang dapat diandalkan.
Kampaknya berhenti berputar. Sekarang kampak itu malah berusaha menebas tongkat merah hingga putus.
Wutt!!! Trakk!!! Trakk!!!
Benturan antara pusaka mulai menghiasi pertarungan mereka berdua. Percikan api terlihat beberapa kali. Padahal kampak itu berbenturan dengan sebatang kayu. Namun kenapa sampai menimbulkan bunga api seperti itu?