"Dokter Al?"
Dokter laki-laki yang sejak tadi diam saat Nana digendong masuk oleh PAdmasari kini mendekat dan mengelus kepala Nana. Nana mengangguk dan tersenyum pada dokter tampan yang ada di hadapannya, membuat Padmasari mengerutkan keningnya. Ia belum pernah melihat dokter itu, namun Nana seolah sudah sangat akrab dengannya.
"Nana kenapa, Sayang? apakah ada hal yang membuat gadis kuat yang selalu membuat aku kagum ini terbaring lemah di sini?" Aldin mengulurkan tangannya dan menempelkannya di kening Nana, mencoba meyakinkan bahwa kondisi Nana baik-baik saja. Aldrin menggeleng merasakan kening Nana sedingin es batu.
"Aku tadi diserang pria nakal, Dokter. Tidak manusiawi banget. Dia bahkan berani menyerang Mami dan akan membuat aku mati dengan menempelkan pistolnya di kepalaku."
"Apa? Bagaimana bisa? Apakah ada yang salah denganmu dan keluarga sehingga laki-laki jahat itu bertindak kelewat batas?"