Mereka semua duduk di bawah Pohon Emas yang rindang. Puluhan apel emas, berbuah lebat dan siap dipetik. Para pelayan Sang Dewi, sibuk menata tempat dan menyiapkan menu makan siang untuk mereka nikmati.
Fadil dan yang lainnya, duduk di atas tikar berwarna putih dan merah bermotif kotak. Rasanya, ia seperti sedang piknik di bawah kaki bukit di antara hamparan rumput hijau. Sinar matahari tidak begitu terang, suasana pulau benar-benar berbeda dengan di Bumi.
Langit biru yang cerah, burung dan naga berterbangan di langit. Kicauan burung yang indah dan bebas polusi. Suasana di Pulau ini sangatlah damai.
Tidak ada kendaraan roda empat, pesawat dan suara berisik lainnya. Elisa terbang di sampingnya, ia terlihat sangat gembira membuat Fadil bertanya-tanya mengenai hal membuatnya senang.
"Tuan! Lihat pohon itu!" tunjuk Elisa pada sebuah pohon raksasa yang rindang. "Elisa bisa berlari lima belas putaran!"
"Dalam wujud, asli?" tanya Fadil lalu Elisa menjawab, "Iya, Tuan."