"Nona Honey!"
Satu panggilan itu seperti mampu untuk menghentikan waktu. Membuat Honey terpana di tempatnya, begitu dia memandang tak percaya sosok yang kini berlari-lari kecil ke arahnya. Benarkah ini nyata atau karena dia akhirnya gila dan berhalusinasi?
Namun kemudian sosok itu benar-benar di depan matanya. Dengan wajah yang penun air mata, penyesalan, rindu. Membuat Honey juga ingin ikut menangis. Karena dia tak bisa menampik kalau hatinya juga merasakan hal yang sama.
"Aku senang bertemu denganmu." Night berkata dengan serak. Seakan suaranya tertahan di dada. Di pandangnya Honey dengan kedua mata yang semakin basah. "Asal kau tahu kalau begitu sulit bagiku untuk menemuimu. Selama empat tahun ini… aku terus bolak-balik dari Amsterdam ke Tokyo. Dengan segala kesulitan yang ada, yang tak pernah berakhir baik. Hingga akhirnya hari ini… baru hari ini aku benar-benar bisa melihatmu."