Dika sudah pulang mengantarkan Friska sampai ke rumah. Pria itu langsung mencium punggung tangan Rani. Sang Ibu menyuruhnya untuk duduk dulu sebentar karena ingin membahas sesuatu.
"Nak, Ibu mau bicara sesuatu dulu sama kamu. Duduk dulu sini." Rani menyuruh Dika untuk duduk di sebelahnya. Sang anak menurut dan duduk.
"Ada apa, Bu? Kayaknya ada yang serius deh."
"Begini ... Ibu gak akan larang kamu buat ketemu sama ayahmu, ya. Karena hubungan kalian sampai kapan pun gak akan pernah putus."
Dika terdiam sejenak. Ia sekarang tak ingin lagi bertemu dengan Arif. Pria itu sudah membuat hidup ibunya menderita. Ayahnya juga tak peduli dengannya lagi.
"Iya, Bu, aku tahu. Tapi, sepertinya memang Ayah udah gak peduli sama kita lagi, ya mau gimana lagi? Ibu udah mati-matian berjuang dan bertahan, tapi hasilnya apa?"