Sepasang iris kecoklatan itu akhirnya tampak begitu kelopak mata terbuka dan mengerjap pelan. Pria itu tersenyum kecil saat menemukan ada sepasang mata yang tengah menatapnya seolah itu merupakan ojek yang begitu menarik.
"Pagi," ujar pria itu dengan suara serak khas bangun tidurnya.
"Pagi, Sayang." Riani membalas dengan suara yang jauh lebih jernih.
"Kamu sudah bangun dari tadi?" tanya Adhi yang masih belum mengangkat kepalanya. Riani hanya bergumam, seraya mengulurkan jemarinya menyentuh rambut yang sudah tidak serapi biasanya.
Tidak ada yang terjadi semalam. Mereka hanya mengobrol sampai tertidur dengan Adhi duduk di lantai, dengan kepala rebah pada tepi ranjang, sedangkan Riani berbaring miring merapat pada tepi ranjang menghadap pria itu.
"Rambutmu sudah mulai panjang, Dhi. Tidak ingin potong?" tanya wanita itu yang selalu menyadari detail dari pria di depannya. Bahkan rambut pria itu yang memanjang beberapa senti saja wanita itu menyadarinya.