Layaknya seorang Ibu dan anak. Jingga merasakan pelukan Bi Ati adalah segalanya. Pelukan yang sudah lama tidak pernah dirinya rasakan, kini terasa sangat nyata disaat Bi Ati memeluk Jingga dengan sangat erat.
Kehangatan demi kehangatan bisa langsung dirasakan oleh Jingga. Seolah enggan melepaskan pelukan itu, tapi apa daya, dirinya harus segera pergi menghilang dari apartemen yang sudah membuat banyak luka baru di dalam hati Jingga.
"Terima kasih, Bi Ati. Tetaplah menjadi penghangat dalam setiap pelukan," ucap Jingga.
Bi Ati perlahan melepas pelukan itu disaat menyadari jika sudah beberapa menit terlewati dengan hanya saling memeluk Jingga.
"Yasudah, ayo kita pulang sekarang," ajak Nyonya Diva.
Jingga mengangguk kecil.
Langkah demi langkah sudah dilewati, namun semakin melangkah, semakin kuat cengkraman yang menyakitkan di dalam hati Jingga.
'Jingga, kau harus kuat!' batin Jingga yang menguatkan dirinya sendiri.