Empat bulan berlalu setelah kembalinya Wahyu dari Amerika ia menyibukkan diri dengan bekerja sesekali ia akan terbang ke Swiss untuk melihat keadaan Elise meskipun ia tidak bisa bertemu langsung dengannya, tapi melihatnya dari jauh saja sudah cukup.
Seperti hari ini ia tidak percaya apa yang sedang ia lakukan. Meninggalkan meeting penting dan terbang ke swiss, Wahyu menatap tangannya yang berkeringat tidak terkendali, berusaha menggenggam erat hadiah yang ia beli agar tidak jatuh.
Kakinya seakan terbenam di depan pintu kamar rawat Elise, sekeliling hanya ada pasien yang berjalan bersama keluarganya serta perawat dan dokter. Pemandangan ini sudah ia lihat hampir setiap kali ia berkunjung ke rumah sakit ini.
Sinar sore tidak membuat segalanya lebih baik untuk Wahyu, memikirkan bagaimana matahari akan segera terbenam dan waktu kunjungannya akan segera berakhir. Ia sedang berdiri di depan pintu kamar berwarna putih, kamar rawat Elise.