ดาวน์โหลดแอป
37.5% The Secret : Indigo / Chapter 12: Chapter 12

บท 12: Chapter 12

Ulangan tengah semester terakhir akan dimulai pada hari ini. Selama berminggu-minggu kemarin Sky berusaha untuk belajar dengan giat dan tidak memikirkan masalah Lisa dan Yvonne. Sebenarnya itu usulan dari Arthur, Sky mematuhinya karena menurutnya Arthur sudah benar dalam mengambil keputusan

Saat ini gadis itu sedang berada di ruangan kelas sendirian, yang lainnya sedang sibuk mengobrol di luar. Sembari membaca buku catatan yang tampak usang dan memegang pena, Sky mulai kembali memikirkan tentang kasus Lisa dan Yvonne

Sky merenung kemudian mengetuk-ngetuk pena nya pada meja sehingga menimbulkan suara. "Apa tidak apa-apa jika aku melakukan ritual pemanggilan roh? Dengan begitu aku bisa tau semuanya dari Yvonne dan Lisa"

Pikirnya, dengan melakukan ritual pemanggilan roh Sky bisa berkomunikasi secara bebas dengan Yvonne dan Lisa. Namun tentunya tak akan semudah itu mengingat kondisinya yang saat ini sedang terancam

Minggu kemarin, Sky tidak sadarkan diri selama tiga hari akibat gangguan batin dan mental dari para roh yang terus menekan dirinya. Dia masih belum menemukan tanda-tanda bahwa iblis yang mengincar jiwa nya berada dekat dengannya. Sky menghela nafas kemudian membuka lembaran kosong terakhir pada buku catatan

Ia menulis sesuatu di sana dengan judul 'Empat Apel Merah'. Kemudian ia menggambarkan empat apel dengan nama siswa yang ia kenal pada apel tersebut. "Jika kata senior itu bahwa aku menemukan empat apel merah, itu berarti dia tahu siapa pembunuhnya bukan?"

"Tetapi dia menyuruhku untuk mengecek dengan benar apakah di dalamnya ada ulat atau tidak? Itu berarti sesuatu yang terlihat sempurna bukan berarti benar-benar sempurna" Sky menuliskan nama Daisy namun karena sampai sekarang ia belum mengetahui nama kakak kelasnya itu, Sky mengubahnya menjadi 'Senior', Arthur dan Kirei di ketiga apel atas tersebut

"Baiklah, tersangka pertama dan kedua adalah Senior yang kemarin, Arthur dan Kak Kirei" ujarnya mantap.

Sedetik kemudian Sky kembali mengerutkan dahinya, "Apa tidak apa-apa mencurigai kakak sendiri?"

Bel yang menandakan Ujian terakhir akan dimulai berbunyi, para siswa berbondong-bondong masuk dan duduk di bangku mereka masing-masing. Sky dengan cepat menaruh catatannya kembali ke dalam tas kemudian menggantung tas nya pada gantungan meja yang terletak dibawah bagian depan meja

Seorang guru yang Sky ketahui namanya adalah Soyeon masuk ke dalam dengan raut wajah sangar. Ia berdiri dengan tegap dan menatap wajah satu persatu muridnya yang berada di kelas ini.

"Baiklah, Ujian tengah semester terakhir akan segera dimulai. Berdoalah agar nilai kalian memuaskan nantinya, selamat mengerjakan" ujarnya sambil membagikan kertas-kertas kepada murid yang berada di depan kemudian murid di depan mengopernya ke belakang

Sky mulai mengisi dan mencermati seluruh soal dengan baik

•••

Jam istirahat telah tiba, saat ini Sky sedang berada di taman sekolah. Ia duduk sendirian di bangku kayu bewarna coklat dengan pohon besar di sampingnya. Sky memakan roti sandwich keju sambil melihat ke arah buku catatan yang berada tepat di sampingnya

"Apa benar bahwa kedua orang ini pantas untuk ku curigai?" ujarnya sambil menatapi buku catatannya yang menampilkan lembaran terakhir, mengenai empat apel merah

"Jika begitu, siapa dua orang kandidat lagi?" Sky kembali memakan sandwich nya, tiba-tiba kedatangan Arthur membuat Sky cepat-cepat membereskan buku catatannya dan menatap laki-laki yang duduk di sampingnya itu canggung

Sky tersenyum manis menghilangkan suasana tegang dan berkata, "Eh, halo Kak Arthur. Ada apa kau menghampiri ku hari ini?"

Arthur menaikan sebelah alisnya, menatap Sky aneh. "Apa ini? Tumben kau bersikap hormat kepadaku, biasanya kau langsung memanggil namaku dan berteriak secara tidak sopan. Apa ada sesuatu yang merasukimu?" ujarnya sambil mendekat ke arah Sky

"Eh, tidak" ujar Sky sambil memundurkan diri. Ia memeluk buku catatan nya dengan erat sekaligus tangan kanan nya memegang roti sandwich yang belum sempat ia habiskan tadi

"Apa yang sedang kau peluk itu?" ujar Arthur sambil menatap buku catatan Sky

Sky menoleh ke arah buku catatannya kemudian berkata, "Oh ini. Aku sedang belajar untuk materi selanjutnya, kau ingin lihat kak?"

"Jangan berbohong. Kau tau jelas bahwa ujian setelah ini adalah penjas"

Perkataan Arthur membuat Sky terdiam seketika. Ia lupa akan hal itu, lagi pula mengapa ia mencoba untuk menyembunyikan nya? Entahlah, Sky merasa bahwa dia tidak boleh memperlihatkan kepada siapapun tentang hal ini, termasuk ayahnya sendiri yang tengah bekerja sama dengan Paranormal membantu mencari jejak sang iblis

"Iya, apa salahnya belajar penjas?"

Arthur memicingkan kedua matanya, menatap curiga ke arah Sky. "Penjas tidak ada materi, mereka hanya akan mengambil ujian praktek lari nantinya"

Sial. Sky skakmat mendengar ucapan Arthur, lagi-lagi ia lupa akan hal itu. Dalam hati Sky merutuki kebodohannya sendiri, mengapa ia dibuat gugup karena ini?

"Kau tampak mencurigakan" kata Arthur. Sky menghela nafas kasar, "Baiklah. Aku berencana untuk menyelidiki dan mencari iblis itu sendiri..." ujar Sky pelan

"Kau gila?"

"Arth, kau tau jelas bukan bahwa hidupku tidak lama lagi? Aku harus menemukan pembunuh mereka, aku yakin mereka adalah manusia dan mereka melakukan pemujaan setan agar bisa mengalahkan orang yang mereka anggap menganggu"

"Sky, coba kau pikir dengan baik. Lisa baru saja pindah dari sini, kau pikir dia akan dengan mudah terlibat masalah sedangkan selama di sekolah dia selalu berdua denganmu?"

Sky terdiam. "Lalu? Bagaimana dengan Yvonne? Jelas-jelas saat itu aku sedang bertanya mengenai kematian Kathlyn, wajahnya dengan jelas mengutarakan bahwa dia tahu sesuatu akan hal itu, namun ti-"

"Tidak masuk akal. Berhentilah mencari masalah dan fokus pada tujuan utama mu, kau hanya perlu mencari iblis itu dan membunuhnya. Dengan begitu aku akan membantumu"

Sky menatap Arthur dengan tatapan tidak percaya. Ia tertawa hambar kemudian berkata, "Kenapa aku merasa bahwa kau bersikeras agar aku tidak menemukan pembunuhnya?" ujar Sky sambil menatap Arthur tajam

Yang ditatap mengerutkan dahinya bingung kepada Sky, "Maksudmu?"

Sky tersenyum kecut, "Kak Arthur, apa kau juga terlibat dalam pembunuhan ini?"

•••

Sekarang semua murid dari kelas Sky sedang berkumpul di lapangan, bukan hanya dari kelas Sky melainkan dari seluruh kelas 10. Mereka menggunakan lapangan besar ini untuk memulai ujian praktik lari, sebenarnya setiap kelas mendapat giliran dan bergantian. Beberapa kelas lainnya sudah menyelesaikan ujian praktik lari mereka

Kini hanya tersisa kelas Sky dan kelas setelahnya. Sky menguncir rambutnya ala kuda poni kemudian mempersiapkan dirinya untuk berlari kencang. Ketika peluit dibunyikan, para murid yang telah mengambil posisi untuk bersiap lari, termasuk Sky berdiri dan berlari kencang agar mendapatkan nilai baik

Ketika hampir mendekati garis finish, Casey muncul dari samping dan mendorong Sky hingga gadis itu terjatuh dari pelariannya. Casey tertawa dan kembali berlari kencang tanpa membantu Sky untuk berdiri

Beberapa murid yang sedang berlari mulai berhenti dan mendekat ke arah Sky. Sky terduduk dan memegang lututnya yang berdarah, ia meringis pelan. Masalahnya lututnya tergores 120 centi dari tempat jatuh, dagingnya sedikit terlihat

Sky merutuki Casey yang dengan seenak jidatnya mendorong tanpa melihat situasi. Charlotte berjongkok diikuti siswi lain yang mengerumuni mereka, "Skylar, kau tak apa?"

Sky melihat ke arah lututnya, ia ngilu mengingat kejadian barusan dimana lututnya tergores selama 120 centi. Soyeon, guru olahraga yang melihat kejadian itu segera mendekat ke arah Sky, "Kau tak apa-apa, nak?"

Sky meringis kemudian mengangguk, "Bawa dia ke ruangan kesehatan" ujar Soyeon pada Charlotte

Charlotte mengangguk, "Ayo Sky" ujarnya sambil membantu Sky berdiri. Sky meringis pelan, bukannya apa, masalahnya dagingnya terlihat sedikit saat ini.

Murid lain saja menatap iba ke arahnya, mereka juga merasa ngilu melihat kejadian bagaimana Sky terjatuh tadi. "Kau bisa berdiri tidak?" tanya Charlotte, ia mengode Lottie untuk membantunya

"Akan ku usahakan" nihil, ucapan Sky tak ada artinya. Saat ini bagian para murid laki-laki memulai ujian praktik lari mereka

Tiba-tiba pandangan Charlotte beralih ke arah Arthur yang sedang lewat di koridor sekolah, laki-laki itu baru saja membolos sekaligus bertengkar dengan murid kelas lain dengan seragam yang dikeluarkan dan juga wajah yang luka-luka itu, Arthur berjalan santai melewati koridor sekolah

"KAK ARTHUR!" teriak Charlotte memanggil Arthur

Arthur berhenti dan menoleh ke arah Charlotte, gadis itu tampak melambai-lambaikan kedua tangannya semangat karena di notice oleh Arthur. Sky menatap Charlotte waspada, "Apa yang kau lakukan? Kenapa kau memanggilnya?" tanya Sky pada Charlotte

Charlotte menatap Sky heran, "Eh? Bukankah kalian dekat? Kami sering memergoki kalian dimana-mana"

Sky gelabakan sendiri dan berkata. "Ah, bukannya begitu..." ia teringat pada perkataan Arthur ketika istirahat tadi

"Kau berpikir bahwa aku ada sangkut pautnya dengan semua ini? Sky, coba kau pikirkan baik-baik mengapa kedua orang yang baru saja berdekatan denganmu langsung terkena musibah"

Terlambat. Arthur sudah berjalan dan berdiri di depan Charlotte, "Ada apa?" tanya nya pada Charlotte

"Ini... Bisakah Kak Arthur membawa Skylar ke ruangan kesehatan? Lututnya sedikit sobek akibat terjatuh di tengah ujian praktik lari tadi, murid lelaki di kelas kami sedang memulai ujian mereka" jawab Lottie mewakili Charlotte

Sky menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku bisa--"

"Baiklah" Arthur memotong perkataan Sky. Tanpa aba-aba laki-laki itu menggendong Sjy ala brydal style kemudian membawa nya menuju ke ruangan kesehatan

Murid-murid bersorak heboh dan mulai merekam serta memfoto kejadian barusan. Bagi mereka tidak ada yang lebih baik daripada mencari keburukan seseorang dan mengibahinya. Sky harus ingat bahwa sekolah ini adalah sekolah yang penuh dengan murid-murid tercela

Sky menutup wajahnya dan memalingkan nya ke arah dada bidang Arthur. Di sela-sela jari yang menutupi wajahnya, Sky berbisik sekaligus memaki pelan. "Sial. Apa kau sudah gila?" tanya Sky kesal

Jangankan menjawab pertanyaan nya, melirik Sky saja tidak. Arthur tetap fokus pada pandangannya ke depan dan mengabaikan tatapan para murid yang lapar akan gosip baru

To Be Continue...


Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    สถานะพลังงานรายสัปดาห์

    Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
    Stone -- หินพลัง

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C12
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพงานเขียน
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    โหวตด้วย Power Stone
    Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
    Stone -- หินพลัง
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ