Apa kamu belum puas dengan semua yang sudah ku rasakan saat ini?"
Lalu Pricilla pun berjalan pelan mendekatiku. "Kamu ... Seharusnya berterimakasih padaku. Karena aku tidak mengatakan semua kelakuan busukmu di depan Riadi!" Pricilla pun pergi meninggalkanku dan juga Mas Riadi.
Mas Riadi pun menyoroti tajam kedua mataku. "Ada apa ini, Arini?" Tanya Mas Riadi.
"Duh ... Apa yang harus ku katakan pada Mas Riadi. Aku tidak mungkin bicara padanya bahwa aku pernah melakukan kesalahan dengan Anton, sahabatnya."
"Arini! Jawab aku!" Mas Riadi membentakku. Amarahnya meraung-raung dan ia pun menitahku duduk. Namun, waktu besuk telah habis. Mas Riadi harus kembali ke dalam sel.
"Sial! Kenapa harus habis waktunya?" Gumam Riadi.
"Jelaskan nanti padaku, Arini! Pembicaraan kita belum selesai."
Mas Riadi pun kembali ke dalam sel. Ia meninggalkanku dengan pancaran kesal di raut wajahnya. "Maafkan aku, Mas!" Desisku dalam hati seraya melihat Mas Riadi berjalan menjauhiku.