"Ayahnya si kembar jadi pusat perhatian hari ini," ucap teman Resti yang langsung bahas topik hangat yang masih di bicarakan sama semua orang termasuk dewan guru.
Resti yang baru masuk ke dalam kantor langsung duduk di mejanya, kemudian menenggak segelas air yang memang di sediakan untuknya.
Temannya merapatkan kursi lalu kembali bergosip, "tapi, emang ganteng kali ya bapak itu. Aduh … nggak pantes di panggil bapak-bapak, masih keliatan muda banget. Demi apa, istrinya beruntung kali punya suami kaya dia. Udah gantengnya meluber-luber, gitupun kekayaannya, kalo udah gitu, mustahil istrinya selingkuh. Pria manapun pasti minderlah." Cerocosnya.
Resti berusaha nggak menanggapi, mendengar celotehan temannya saja dia sakit hati. Belum lagi liat reaksi wali murid tadi, rasanya ingin dia teriak dan mengusir mereka semua. Namun apa daya, dia nggak punya hak untuk melakukan itu, karena dia pun bagian dari mereka.
Menyakitkan sekaligus mengesalkan.